Johnny Plate Jelaskan Alasan Sempat Mangkir Pemeriksaan Kasus BTS

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023).
14/2/2023, 19.31 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menjelaskan alasan dirinya mangkir dalam pemanggilan Kejaksaan Agung. Johnny Plate baru hadir dalam pemanggilan hari ini sebagai saksi kasus dugaan korupsi BTS di Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan  Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Johnny menjelaskan tidak dipenuhinya pemanggilan disebabkan oleh tugas negara. Ia harus mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri Puncak Perayaan Hari Pers Nasional 2023 di Medan pada 9 Februari 2023.

Sedangkan kemarin ia harus menghadiri rapat kerja bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurutnya, rapat kerja tersebut bertujuan untuk kembali merevisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE.

"Saya sangat menghormati proses hukum yang sedang berjalan dan dilakukan di Kejaksaan Agung," katanya di Kompleks Kantor Kejaksaan Agung, Selasa (14/2).

Johnny mengaku telah memberikan keterangan terkait permasalahan hukum pada pembangunan BTS 4G yang dilakukan Badan Layanan Umum Bakti. Seperti diketahui, Bakti merupakan organisasi fungsional di bawah Kemenkominfo.

Ia berharap penyelesaian kasus dugaan korupsi BS Bakti dapat berjalan baik dan selesai pada waktunya. Menurutnya, hal tersebut penting untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur komunikasi dan informatika.

"Agar pembangunan infrastruktur digital, kepentingan layanan bagi masyarakat, layanan bagi pemerintah pusat dan daerah, untuk perekonomian rakyat," ujarnya.

Sebagai informasi, Kejaksaan Agung atau Kejagung telah menaikkan status dugaan korupsi BTS Bakti ke tahap penyidikan pada November 2022. Kejagung menduga korupsi tersebut dilakukan pada 2020-2022 pada proyek ketersediaan BTS 4G paket 1-5 milik Bakti.

Lima paket proyek yang dikerjakan BAKTI berada di wilayah terpencil di Papua, Kalimantan, hingga Nusa Tenggara Timur. Proyek dimulai sejak akhir 2020 dan terbagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama, targetnya akan ada 4.200 BTS yang akan rampung. Sedangkan sisanya akan selesai pada 2023 sehingga total akan ada 7.904 BTS yang dirampungkan.

Reporter: Andi M. Arief