Survei terbaru yang dirlis Indikator Politik Indonesia menunjukkan adanya penurunan elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden. Suara mantan Gubernur DKI Jakarta itu turun dari 29,4% pada Februari menjadi 26,8% pada Maret.
Posisi Anies berada di urutan bontot dalam simulasi tiga nama calon presiden. Di urutan kedua ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan perolehan 27,0% dan di urutan pertama ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memimpin dengan suara 36,8%.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengatakan salah satu penyebab turunnya suara Anies Baswedan lantaran menguatnya penerimaan publik terhadap Presiden Joko Widodo. Sementara itu, Anies cenderung dianggap publik sebagai sosok yang mememiliki sikap politik berbeda dengan Presiden Jokowi.
“Temuan di bulan November lalu saat approval rating Presiden anjlok turun elektabilitas Anies meningkat cukup tajam hingga melampaui Prabowo Subianto,” ujar Bawono, Selasa (28/3).
Berdasarkan survei Indikator Politik kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo pada November 2022 di angka 66,2%. Sedangkan pada survei Maret 2023 naik menjadi 73,1%.
Menurut Bawono membaiknya penerimaan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi membuat suara calon yang dinilai mendapat dukungan presiden menjadi ikut naik. Saat ini calon yang dinilai cukup dekat dengan Jokowi adalah Prabowo Subianto yang terlihat dari kedekatan keduanya saat kunjungan kerja ke berbagai daerah.
“Approval rating bagus dari Presiden ini membawa dampak positif berupa peningkatan elektabilitas dari figur bakal calon presiden yang diasosiasikan sebagai all president's men,” ujar Bawono.
Bawono mengatakan posisi Prabowo lebih diuntungkan karena telah menyatakan dengan resmi kesiapan maju sebagai calon presiden. Sedangkan Ganjar Pranowo yang berasal dari satu partai dengan Jokowi yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum mendapat restu maju menjadi calon presiden.
Di sisi lain, kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto menurut Bawono disebabkan adanya perubahan strategi yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Pada pemilu 2019 suara Prabowo banyak berasal dari kelompok islam yang kini beralih mendukung Anies Baswedan.
“Prabowo Subianto sadar betul pemilih dia diambil oleh Anies Baswedan sehingga mencari market baru dari sebagian pemilih Jokowi pada pemilu lalu,” ujar Bawono.
Perubahan strategi yang dilakukan Prabowo menurut Bawono cukup menunjukkan hasil. Hal itu terbukti dengan kenaikan signifikan elektabilitas Prabowo sedangkan suara Ganjar Pranowo relatif stagnan.
Nasdem Anggap Santai
Partai Nasional Demokrat atau Nasdem menanggapi santai penurunan elektabilitas Anies Baswedan menurut survei. Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya beralasan penurunan tersebut dikarenakan Anies belum melakukan promosi diri maupun program secara langsung.
"Karena mas Anies belum melakukan direct selling. Jadi itu hard selling-nya belum," kata Willy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/3).
Willy mengatakan, kunjungan Anies ke beberapa daerah yang dilakukan dalam dua bulan terakhir masih dalam rangka mengumpulkan aspirasi masyarakat. Anies disebut masih menampung berbagai masalah yang muncul di lapangan. Nantinya, kata Willy, berbagai masalah yang telah ditampung akan menjadi dasar dari program yang akan ditawarkan Anies.
"Itu ya masih dalam kerangka berbelanja masalah. Datang ke setiap wilayah, datang ke setiap daerah dalam rangka mengumpulkan banyak aspirasi," kata Willy.
Meski begitu, Willy mengatakan Nasdem menjadikan temuan survei sebagai sebuah catatan evaluasi. Ia menilai temuan survei merupakan potret gambaran situasi di lapangan saat ini.