Batal Jadi Tuan Rumah, Anggaran Piala Dunia U20 Capai Rp 1 Triliun

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.
Pengendara melintas di depan pintu utama stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) yang diperuntukkan untuk venue Piala Dunia U-20 2023 di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/3/2023).
Penulis: Ira Guslina Sufa
30/3/2023, 11.21 WIB

 Indonesia resmi batal menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia U20. Kepastian ini diperoleh setelah Federasi Sepakbola Dunia atau FIFA mengumumkan penghapusan Indonesia sebagai tuan rumah pada Rabu (29/3) malam. 

 “FIFA telah memutuskan karena keadaan saat ini untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U20 World Cup 2023. Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal turnamen saat ini tetap tidak berubah,” tulis rilis FIFA. 

Keputusan itu disampaikan usai pertemuan Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar, Rabu (29/3) malam WIB. Di sisi lain, Federasi sepak bola dunia itu mengindikasikan sanksi kepada PSSI usai batal menyelenggarakan Piala Dunia U20. Adapun potensi sanksi terhadap PSSI diputuskan pada tahap selanjutnya.

Bagi Indonesia, pembatalan jadi penyelenggara Piala Dunia U20 memupus harapan yang telah dibangun sejak ditunjuk menjadi tuan rumah pada 2019. Di sisi lain pemerintah telah mengeluarkan anggaran yang tak sedikit untuk mempersiapkan diri.

Berapa anggaran yang dihabiskan untuk persiapan Piala Dunia U20?  

Sejak adanya kepastian Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, pemerintah mulai melakukan persiapan. Meski belum ada informasi resmi dari pemerintah berapa total anggaran persiapan Piala Dunia U20 yang dihabiskan namun dalam sejumlah pernyataan pemerintah tercatat telah menghabiskan anggaran hingga Rp 1 triliun. 

Pada 2020 Yoyok Sukawi yang saat itu menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI menyampaikan bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta kucuran dana Rp 400 miliar untuk persiapan penyelenggaraan. Dana tersebut digunakan untuk persiapan tim nasional U20 dan untuk penyelenggaraan acara. 

Sementara itu pada awal Maret lalu, Zainudin Amali yang masih menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga mengatakan kemenpora mengalokasikan anggaran Rp 500 miliar. Anggaran itu untuk perhelatan Piala Dunia U20 yang dijadwalkan berlangsung 20 Mei hingga 11 Juni 2023. 

Tidak hanya untuk penyelenggara, persiapan Piala Dunia U20 juga telah membuat pemerintah melakukan renovasi sejumlah stadion. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah menggelontorkan anggaran mencapai Rp 175 miliar guna revitalisasi stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U20. Revitalisasi stadion dilakukan stadion di Palembang, Bandung, Solo, Bali, dan Surabaya. 

 “Itu Rp 175 miliar semua. Ada lima stadion yang dipakai, terus yang 20 (lapangan) untuk latihan. (Stadion yang direvitalisasi) ada di Palembang, Bandung, Solo, Bali, dan Surabaya,” kata Basuki.

Kini, FIFA telah membuat keputusan. Ketua umum PSSI Erick Thohir menyatakan sudah berjuang semaksimal mungkin saat bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3). Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA yang membatalkan ajang sepakbola nomor dua bergengsi itu di Indonesia. 

"Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu," ujar Erick Thohir dari Doha, Qatar melalui keterangan resmi, Rabu (29/3). 

Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.Meski demikian, dengan tegar, pihaknya berusaha mengambil hikmah dari prahara berat bagi dunia sepakbola nasional ini.