Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf menilai tragedi kecelakaan yang menimpa rombongan wisatawan dari Tangerang Selatan (Tangsel) saat menuju objek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah, pada Minggu (7/5) akibat kelalaian sopir bus yang tidak menerapkan prosedur secara disiplin.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya akan membuat Standard Operating Procedure (SOP) untuk para sopir bus pariwisata. Salah satu yang ditekankan ialah sopir bus tidak boleh meninggalkan bus pada saat penumpang berada di dalamnya.
"SOP ini akan kami buat, karena keselamatan dari para penumpang wisatawan harus menjadi prioritas," kata Sandiaga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (8/ 5).
Sandiaga menyampaikan, sopir bus ke depannya juga tidak boleh meninggalkan bus dalam keadaan mesin hidup. Dia menegaskan, bagi para pelaku sopir bus pariwisata yang tidak menaati SOP tersebut akan disanksi sesuai dengan prosedurnya.
"Saya belum pernah itu naik bus pariwisata di luar negeri seperti di AS, Eropa, atau Mesir, saat kami naik bus sopir selalu ada di dalam bus, dan dia tidak akan meninggalkan bus kalau misalnya belum kosong busnya, maka ini juga harus diterapkan di Indonesia," tegas Sandiaga.
Dia berharap, penerapan SOP tersebut bertujuan agar tragedi kecelakaan bus di Guci tidak terulang kembali. Kemenparekraf juga telah menugaskan staf ahli manajemen krisis untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar memperhatikan prosedur pengamanan kawasan pariwisata Guci. "Jadi jangan sampai ini terulang kembali, apalagi untuk kecelakaan yang bisa dihindari seperti ini," kata Sandiaga.
Sebagai informasi, rombongan yang mengalami kecelakaan dan berada di dalam bus tersebut yakni peziarah dari jamaah majelis taklim, Masjid Baitul Hanif, Paku Jaya Serpong Utara.
Kapolres Slawi AKBP Mochammad Sajarod Zakun menuturkan Polres Slawi telah mengevakuasi belasan korban kecelakaan bus pariwisata yang masuk ke sungai di sekitar kawasan Objek Wisata Guci pada Ahad siang ke Puskesmas Bojong, klinik, dan rumah sakit setempat. Zakun mengatakan, untuk memudahkan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi telah memasang garis polisi di lokasi kejadian.
Terkait penyebab kecelakaan tersebut, dia mengatakan semuanya masih dalam penyelidikan lebih lanjut. "Kami luruskan bahwa kecelakaan bukan bus masuk jurang, namun masuk sungai. Adapun untuk masalah kasus itu, tunggu saja hasilnya nanti kami kabarkan," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dugaan sementara penyebab bus masuk jurang di Sungai Awu itu berawal ketika sopir bus sedang memanaskan mesin di lokasi parkir. Sopir bus kemudian pergi meninggalkan bus dengan kondisi mesin hidup.
"Namun, tiba-tiba bus terjun ke sungai tepat di bawah areal parkir hingga posisi akhir terguling di sungai," kata penumpang Muhammad Alwi (52 tahun).
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie bersama tim kesehatan dan lainnya langsung bergerak menuju objek Wisata Guci setelah mendapatkan kabar warganya mengalami kecelakaan. Ia mengajak kepada seluruh warga Kota Tangerang Selatan agar mendoakan proses evakuasi berjalan lancar. "Mari kita bersama mendoakan agar proses evakuasi ini berjalan dengan lancar ya," ujarnya.