Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-42 menghasilkan 10 poin pembicaraan. Salah satunya mengecam serangan pada bantuan kemanusiaan yang dikirimkan ke Myanmar belum lama ini.
Oleh karena itu, pimpinan ASEAN menegaskan agar para penyerang tersebut harus bertanggung jawab. Pada saat yang sama, kepala negara anggota ASEAN mengaku khawatir terhadap serangan tersebut.
"Kami mengimbau hentikan segala bentuk kekerasan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan agar pengiriman bantuan kemanusian dapat tiba," seperti tertulis dalam pernyataan Pemimpin ASEAN, Kamis (11/5).
Para pemimpin berharap agar Myanmar dapat menciptakan dialog nasional yang inklusif. Oleh karena itu, mereka mendukung respon Presiden Joko Widodo terkait peristiwa tersebut.
Pimpinan negara-negara Asia Tenggara akan terus melanjutkan pendekatan dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar. Selain itu, ASEAN masih mendorong perkembangan implementasi konsensus lima poin atau 5PC.
Belum lama ini, AHA Center telah berhasil melakukan komunikasi dengan pemerintah Myanmar. Alhasil, AHA Center mendapatkan akses untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Negeri Seribu Pagoda.
Bantuan kemanusiaan tersebut diberangkatkan bersama dengan Tim Monitoring ASEAN. Namun bantuan kemanusiaan tersebut dengan baku tembak.
Presiden Jokowi menilai konflik yang terjadi di Myanmar tidak akan menghasilkan pemenang. Oleh karena itu, Kepala Negara mengajak semua pihak untuk menciptakan ruang dialog dalam rangka mencari solusi bersama.
Walau demikian, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengakui konflik di Myanmar merupakan hal yang sangat kompleks. Pasalnya, konflik tersebut telah berlangsung lebih dari 70 tahun.