Penyandera Pekerja BTS BAKTI Kominfo Minta Tebusan Rp 500 Juta

ANTARA FOTO/HO-Humas Ops Damai Cartenz/tom.
Anggota TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz mengevakuasi sejumlah warga Kampung Alama Nduga, Nduga, Papua Pegunungan, dengan menggunakan helikopter saat tiba di Bandara Timika, Papua Tengah, Papua, Senin (20/02/2023).
13/5/2023, 17.20 WIB

Kelompok kriminal bersenjata menyandera empat pekerja pembangunan base transceiver station atau BTS ZTE milik Bakti Kominfo di Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Mereka meminta uang tebusan Rp 500 juta untuk melepaskan empat orang yang disandera.

"Memang benar KKB yang menyandera para pekerja pembangunan tower BTS di Okbab itu meminta uang tembusan Rp500 juta sebagai syarat untuk membebaskan para sandera," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Prabowo, di Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul, Papua Selatan, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (13/5).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata dari beberapa sumber resmi, kejadian tersebut terjadi saat rombongan baru mendarat di Bandara Okbab ada pukul 08.50 WIT, Jumat (12/5). Rombongan menggunakan Pesawat Elang Nusantara Air PK-ELM dari Bandara Bandara Oksibil menuju Bandara Okbab.

Rombongan tersebut terdiri dari enam orang, di antaranya Kepala Dinas Kominfo Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari, Staf distrik Okbab Peas Kulka, dan Pemuda Distrik Borme Senus Lepitalem. Selain itu, terdapat juga tiga orang karyawan PT Infsratruktur Bisnis Sejahtera atau IBS yaitu Benjamin Sembiring, Asmar, dan Feryan Erlangga.

Pada pukul 08.55 WIT, datang lima orang diduga Kodap XXXV Bintang Timur membawa dua parang dan langsung membawa enam orang tersebut menjauh sekitar 50 meter dari Landasan Bandara Okbab. Para sandera diminta berdiri sejajar, selanjutnya ditelanjangi, dan semua barang dirampas.

Kelompok tersebut kemudian membacok tiga karyawan PT IBS yaitu Benjamin Sembiring, Amar, dan Feri. Pukul 09.15 WIT, para tokoh Distrik Okbab tiba di TKP kemudian melakukan koordinasi agar sandera dilepas.

Namun demikian, kelompok tersebut hanya melepas dua orang dari enam sandera yaitu Kepala Dinas Kominfo Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari, dan Benjamin Sembiring yang merupakan Pejabat Tower BTS ZTE. Kelompok bersenjata itu juga meminta agar menyampaikan kepada Pemda Pegunungan Bintang membayar uang senilai Rp. 500.000.000 jika ingin sandera lainnya dilepas.

Alferus dan Benjamin lalu diterbangkan ke RSUD Pengunungan Bintang pada 11.15 WIT. Mereka mendapatkan perawatan medis di rumah sakit tersebut.

Sementara empat orang lainnya saat ini masih disandera oleh kelompok bersenjata tersebut. Sampai saat ini, belum mengetahui kondisi luka bacok yang dialami oleh Asmar dan Feryan yang disandera.

Berdasarkan informasi, sebelumnya Kepala Distrik Okbab sudah melaporkan kepada Dinas Kominfo Pegunungan Bintang untuk meminta agar pembangunan Tower BTS ZTE di wilayahnya tetap dilanjutkan. Aparat sedang melakukan koordinasi terkait aksi penahanan terhadap dua Karyawan IBS dan dua masyarakat di Distrik Okbab tersebut.

 Aliansi Demokrasi untuk Papua atau mencatat praktik penyelundupan senjata api di Papua sepanjang 2010-2022. Total yang terhimpun mencapai 56 pucuk senjata.