Pelabuhan Patimban Rampung 2029, Nilai Investasinya Capai Rp 40 T

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Foto udara Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas) pengembangan Pelabuhan tersebut tahap 1-2 sebagai alternatif distribusi barang dengan target dapat menampung kapasitas sebanyak 7,5 juta TEUs setiap tahunnnya serta 600.000 kendaraan.
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Lona Olavia
25/6/2023, 11.27 WIB

Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional atau PSN yang berada di Jawa Barat. Di mana seluruh pembangunan Pelabuhan Patimban ditargetkan rampung pada 2029 dengan total investasi sekitar Rp 40 triliun lebih.

“Untuk keseluruhan pembangunan lengkapnya dari Pelabuhan Patimban ini sesuai dengan target yaitu 2029. Investasi untuk seluruh pembangunan ini kurang lebih Rp 40 triliun,” kata Kepala Kantor KSOP Kelas II Patimban Dian Wahdiana saat ditemui di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Sabtu (24/6).

Adapun saat ini sudah diserap biaya untuk IP 577 Rp 13,6 triliun dan IP 583 Rp 9,5 triliun, sehingga totalnya mencapai Rp 23,2 triliun. Lalu akan dilakukan pinjaman kembali untuk paket 7A dan 7B sebesar Rp 10,3 triliun. Sehingga baru teralokasi Rp 33,4 triliun dari keseluruhan biaya yang mencapai lebih dari Rp 40 triliun. 

Sementara itu merujuk laman resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas tercantum bahwa nilai investasi pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai Rp 43,2 triliun. Di mana skema pendanaannya menggunakan kerjasama antara pemerintah dan badan usaha. Penanggung jawab proyek adalah Kementerian Perhubungan. Rencana mulai konstruksi yakni tahun 2018 dan rencana mulai operasi fase 1 adalah tahun 2019. Status proyek beroperasi sebagian.

Pembangunan pelabuhan dengan terminal kontainer dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5 juta TEUs. Perkiraan kapasitas mempertimbangkan potensi pertumbuhan permintaan di wilayah timur Jawa Barat.

Pembangunan pelabuhan ini merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini diharapkan juga dapat sebagai stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang.

Dian mengatakan, meski masih dalam tahap peningkatan infrastruktur, Pelabuhan Patimban sudah mulai beroperasi. Adapun saat ini kemajuan pembangunannya masih dalam tahap penambahan terminal mobil dan perluasan dermaga kontainer.

"Pembangunan Sekar Terminal dengan konsumen terminal di mana kalau kita melihat dari tahap 1 ini paket 1 dan 2, luasnya keseluruhan baik itu car terminal dan juga kontainer terminal 60 hektare. Kalau dengan dermaga dari kontainer terminal ini 420 meter,” katanya.

Sedangkan untuk keseluruhan terminal mobil sudah beroperasi penuh melebihi dari pada target, yaitu 218.000 unit. Dengan begitu, ia berharap di tahun 2023 masih akan tetap berjalan seperti itu.

Dian mengatakan, sementara untuk paket 5 dan 6 merupakan penambahan dari terminal mobil dengan luas kurang lebih 25 hektare (Ha). “Di mana target ke depannya itu yang tadinya 200 ribu menjadi 600 ribu unit,” tambahnya.

Di sisi lain Dian menuturkan, proyek Pelabuhan Patimban dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta. Pelabuhan ini akan terintegrasi dengan kawasan ekonomi industri terpadu yang akan dibangun di wilayah yang dekat dengan pelabuhan.

Pelabuhan ini nantinya akan terhubung dengan kawasan ekonomi industri terpadu Bekasi-Karawang-Purwakarta (Bekapur). Dengan demikian akan banyak industri yang diarahkan masuk dalam kawasan Bekapur.

"Sehingga semua produksi industri yang ada di sana (Bekapur) akan keluar (di ekspor) dari Pelabuhan Patimban, bukan dari Pelabuhan Tanjung Priok,” kata dia. 

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan, Pelabuhan Patimban akan ditargetkan menjadi pelabuhan internasional. Oleh sebab itu, ia berharap jika pelabuhan ini sudah beroperasi secara penuh, dapat menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi yang akan berdampak positif untuk daerah dan nasional.

“Pengoperasional pelabuhan ini jika nanti benar-benar sudah full, mudah-mudahan bisa memberikan dampak ekonomi yang besar kepada regional dan juga ke nasional," ujarnya.

Sebagai informasi, pembangunan Pelabuhan Patimban dibiayai oleh pinjaman Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) sebesar US$ 1,03 miliar, dan pendanaan dari dalam negeri sebesar US$ 90 juta. Pinjaman dari JICA sebesar US$ 1,03 miliar akan dicairkan dalam beberapa tahun hingga 2023.

Pembangunan Pelabuhan Patimban akan terbagi ke dalam tiga tahap, khusus untuk tahap pertama terbagi lagi ke dalam dua fase. Pada tahap pertama fase satu, pelabuhan ini akan memiliki terminal peti kemas 430 x 300 meter dari total panjang dermaga 4.320 meter. 

Lapangan peti kemas memiliki luas 35 Ha dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total 3,75 juta TEUs. Terminal kendaraan akan menampung 218 ribu unit mobil utuh atau completely build up dari total 600 ribu unit.

Reporter: Nadya Zahira