PT Roatex Indonesia Toll System atau PT RITS menyampaikan bahwa penerapan sistem tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow atau MLFF akan tetap dilakukan pada tahun. Mereka juga berkomitmen tak menggunakan anggaran pemerintah Indonesia.
Direktur Utama PT RITS, Attila Keszeg mengatakan proyek MLFF tersebut murni berasal dari investasi pemerintah Hungaria sebesar US$ 300 juta atau setara Rp 4,4 triliun.
"Jadi semuanya Foreign Direct Investment atau FDI" ujar Attila saat ditemui di Kantor RITS, Jakarta, Rabu (5/7).
Attila menyebutkan, hingga saat ini sekitar 30% modal sudah direalisasikan untuk pengembangan piranti lunak, pengembangan data, pemasangan gantry MLFF di dua titik lokasi, pembangunan ruang kontrol, hingga operasional perusahaan.
Selain itu perusahaan asal Hungaria itu juga mengeluarkan investasi Rp 24 miliar untuk 40 mobil Mobile Control Unit atau MCU beserta peralatannya. Ini karena setiap pengadaan satu MCU memerlukan biaya US$ 40 ribu atau Rp 601 juta.
Roatex juga memastikan kesiapan dari ruang kontrol MLFF. Attila mengatakan, pusat kontrol merupakan bagian penting untuk mendorong keberlangsungan proyek tersebut di Indonesia.
"Setiap kendaraan yang masuk dan keluar melewati ruas tol dapat dimonitor sehingga memastikan terjadinya pembayaran tol secara akurat,“ ujar Attila.
Hal ini dimungkinkan karena MLFF mengadopsi teknologi Global Navigation Satellite System atau GNSS yang memungkinkan transaksi melalui aplikasi smartphone dan terdeteksi via satelit.
Menurut dia, keakuratan sistem MLFF ini didukung penggunaan sejumlah kamera di ruas-ruas tol dan MCU. Kendaraan ini nantinya tersebar secara acak yang terhubung ke pusat kontrol.
Attila mengatakan saat ini akurasi pada MCU tersebut sudah mencapai diatas 95%. Roatex akan terus meningkatkan sistem itu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol atau BPJT.
"Keberadaan kamera dan MCU yang terkoneksi ke control center sangat mendukung kinerja sistem MLFF hingga 100%," katanya.
Ia juga menilai sistem MLFF telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi waktu tempuh. Sistem ini juga mendukung digitalisasi pembayaran karena pengguna kendaraan yang melalui jalan tol tidak perlu berhenti untuk melakukan transaksi.
“Ini juga menghilangkan kepadatan kendaraan di pintu-pintu tol sehingga mampu mengurangi polusi emisi karbon,“ujarnya Attila.