Kronologi Penyebaran Antraks di Gunungkidul, Diusulkan jadi KLB

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.
Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (7/7/2023).
7/7/2023, 16.21 WIB

Kasus penularan antraks muncul dan memakan tiga korban jiwa di Gunungkidul, Yogyakarta. Peristiwa ini diawali dengan kematian lima kali rangkaian kematian ternak dari Mei hingga Juni 2023.

Kasus menyebar saat seekor sapi yang telah tertular disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Seorang pasien berinisial WP, yang ikut dalam penyembelihan, sakit dan dirawat dengan keluhan gatal, bengkak, dan luka yang spesifik dengan antraks.

Tanggal 3 Juni, pasien dirujuk ke RSUP Sardjito dengan diagnosis. Namun, sehari kemudian, pasien tersebut meninggal dunia.

"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Imran Pambudi di Jakarta pada Kamis (6/7) dikutip dari Antara.

Untuk mencegah penularan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengirimkan nota dinas usulan penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk menekan penularan.

Dinkes beralasan penyebaran antraks bisa dikategorikan KLB juga mengacu Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1501 tahun 2010.

"Kami menunggu keputusan pimpinan untuk penetapan KLB Antraks," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty pada Jumat (7/7) dikutip dari Antara.

Sebelumnya, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengatakan Pemkab belum berencana menetapkan status KLB. Alasannya, lokasi penularan jauh dari lingkungan padat penduduk.

KASUS ANTRAKS DI GORONTALO (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.)

Sedangkan daerah lain menutup pasokan ternak dari Gunungkidul. Pemerintah Kota Tangerang memperketat masuknya sapi, kambing, dan domba dari Gunungkidul untuk mencegah masuknya antraks.

Sedangkan Pemerintah Kabupaten Lebak akan memeriksakan ternak sapi, kerbau, dan domba di wilayah tersebut untuk mencegah penyebaran antraks.

"Sampai hari ini, hewan ternak masyarakat bebas dari penyakit antraks," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak Hanik Malichatin pada Jumat (7/7).

Antraks adalah penyakit zoonosis atau menular dari hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Ciri dari penyakit ini adalah gatal hingga luka dengan eskar hitam.

Reporter: Antara