Arab Saudi resmi menandatangani traktat atau perjanjian internasional persahabatan dan kerjasama atau TAC ASEAN di tengah pertemuan hari kedua menteri luar negeri ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta, Rabu (12/7). Lewat kerja sama ini, Arab Saudi berjanji ikut menjaga perdamaian di Asia Tenggara.
Penandatanganan TAC oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud dan disaksikan oleh para Menlu ASEAN dan Sekjen ASEAN. Arab Saudi menjadi negara ke-51 yang menandatangani TAC.
“Ini menunjukkan komitmen kuat Saudi untuk mematuhi nilai-nilai dan prinsip-prinsip ASEAN sebagaimana termaktub di TAC," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam seremoni yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, hari ini.
Dengan menandatangani TAC, berarti Arab Saudi berkomitmen untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan ASEAN. Selain itu, Arab Saudi juga berkomitmen mematuhi hukum internasional, dan berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara dan lebih luas lagi. Retno menilai komitmen Arab Saudi terhadap nilai-nilai tersebut menjadi kritikal di tengah dinamika geopolitik saat ini.
Sebelum Saudi, negara terakhir yang mengaksesi TAC adalah Ukraina pada 2022. Sedangkan negara pertama di luar ASEAN yang aksesi TAC adalah Papua Nugini pada 1989.
Retno mengapresiasi usaha Saudi untuk terbang langsung ke Jakarta untuk menandatangani dokumen tersebut. “Kami ucapkan selamat datang di Keluarga ASEAN kepada Arab Saudi. Bersama-sama kita harus menjadi kekuatan positif untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," kata Retno.
Pembahasan terkait perluasan aksesi TAC dilakukan pada pertemuan hari pertama AMM ke-56, Selasa (11/7). Retno dalam keterangannya kemarin siang menyebut negara-negara ASEAN telah menyepakati aksesi TAC oleh Serbia dan meminta Sekretariat ASEAN untuk mengkaji proposal Aljazair.
"Kita juga bahas akses negara-negara terhadap TAC yang diharapkan aksesi itu tidak hanya di atas kertas tetapi juga betul-betul diterapkan," kata Retno.