PDIP Bakal Ajukan Pansus JIS kepada Pimpinan DPRD Pekan Ini

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Petugas merawat rumput Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023).
Penulis: Yuliawati
17/7/2023, 16.35 WIB

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP bakal mengajukan usul pembentukan panitia khusus (pansus) terkait pembangunan Jakarta International Stadium atau JIS kepada pimpinan DPRD DKI Jakarta pekan ini. Anggota DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan usulan tersebut tak datang dari komisi melainkan dari fraksi.  

"Minggu ini kami kirim kepada pimpinan Dewan supaya bisa ditindaklanjuti. Mudah-mudahan ini bisa mencairkan polemik yang ada di masyarakat," kata Gembong saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (17/7).

Gembong mengatakan pansus perlu diajukan agar polemik pembangunan JIS bisa diselesaikan secara transparan. Melalui pansus, DPRD juga akan mencari tahu apa yang menyebabkan JIS tidak sesuai dengan standar FIFA.

Dia mengatakan pansus akan mengurusi persoalan teknis terkait pembangunan JIS. "Ini perlu dibahas dalam pansus karena menelan angka Rp 4 triliun lebih," kata dia.

Jika pengajuan pansus tersebut tidak membuahkan hasil, pihaknya akan berupaya untuk mendorong pengajuan pansus melalui kader yang tersebar di setiap komisi.

"Misalkan anggota fraksi yang ada di lima komisi kita perintahkan coba minta kepada pimpinan masing-masing komisi untuk dijadwalkan untuk melakukan evaluasi kepada SKPD yang terkait," kata dia.

Pansus ini mencuat saat JIS dinyatakan tidak layak untuk menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-17. Lapangan JIS dianggap tidak berstandar FIFA.

Padahal sedari awal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengklaim stadion ini sudah berstandar internasional.
PT Jakarta Konsultindo selaku pihak yang terlibat dalam pembangunan JIS turut menggandeng Buro Happold Limited sebagai jasa konsultasi untuk membangun JIS.

Sebelumnya Buro Happold menyatakan tidak mendesain dan terlibat dalam konstruksi JIS, tetapi hanya membuat panduan desain dan jasa konsultasi stadion tersebut. Mereka bahkan menyebut pembangunan JIS tak sesuai dengan panduan yang telah mereka buat.

"Buro Happold merasa perlu memberikan penjelasan lebih detail di laman resmi perusahaan mengenai ruang lingkup pekerjaan dalam Proyek JIS guna menghindari kesalahan informasi dan persepsi," demikian tertulis dalam keterangan resmi yang dikutip Senin (10/7).

Adapun pembuatan panduan desain dan jasa konsultasi tersebut dilakukan perusahaan ini pada Desember 2018 hingga Maret 2019. Lingkup kerja yang dilakukan Buro Happold adalah membuat panduan desain, penilaian teknis dan komersial, konsep rencana induk di sekitar stadion, dan peta jalan implementasi proyek.

Jakarta International Stadium (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.)

Mereka pun memastikan seluruh aspek pembuatan panduan desain memenuhi standar FIFA. Setelah pekerjaan utama selesai, Buro Happold diminta meninjau konsep desain yang diterbitkan PT jakarta Konsultindo atau Jakkon.

Hasil tinjauan tersebut menunjukkan ada beberapa aspek yang tidak sesuai dengan panduan desain yang dibuat Buro Happold. "Temuan ini telah disampaikan dalam surat terpisah," katanya.

Polemik soal JIS ini muncul usai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi blusukan ke stadion tersebut pekan lalu.

Pada inspeksi tersebut Basuki menyebut ditemukan beberapa masalah, salah satunya mengenai rumput yang belum berstandar FIFA hingga minimnya pintu akses. Basuki menilai berdasarkan hasil evaluasi 22 stadion untuk Piala Dunia U-17 ditemukan rumput JIS belum sesuai dengan ketentuan FIFA.

Meski demikian, Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said mengatakan pemerintah terkesan mencari-cari kekurangan terkait stadion yang dibangun saat Anies menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Masyarakat pasti memiliki pertanyaan yang sama, apa salahnya mengakui ada karya anak bangsa yang bermutu tinggi?,” kata Sudirman dalam keterangannya, Rabu (5/7).

Reporter: Antara