Indonesia-Inggris Perpanjang Kerja Sama Transisi Energi Rendah Karbon
Indonesia dan Inggris sepakat memperpanjang program kerja sama "Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia" atau MENTARI. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan perpanjangan antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Emission Graham Stuart.
"Inggris berkomitmen meningkatkan dukungan dalam mencapai net zero emission Indonesia", ujar Arifin dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (5/8).
Ia menjelaskan, awalnya MENTARI dijadwalkan berakhir pada 2024. Namun kedua negara sepakat untuk memperpanjang hingga 2027. Inggris juga sepakat memberikan tambahan sebesar 6,5 juta poundsterling atau setara dengan Rp 135 miliar untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut.
Ia menambahkan, MENTARI telah menjadi mitra utama yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, rekomendasi dan kajian teknis.
"MENTARI juga menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di Indonesia bagian timur," kata Arifin.
Selain program MENTARI, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO).
Selain dengan Inggris, Indonesia juga mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih Indonesia. Indonesia membutuhkan investasi hingga US$ 1 Triliun pada 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan.
"Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut," kata Arifin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih Indonesia. Dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisi dari batubara ke energi bersih.
"Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar Stuart.
Sebagai informasi, program MENTARI dilaksanakan pada periode 2020-2024 dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara Kementerian ESDM dan The Foreign and Commonwealth Office UK, yaitu di bidang kerja sama pengembangan energi rendah karbon (low carbon energy development/LCEP).
Waktu pelaksanaan Program MENTARI telah dilakukan addendum penambahan 3 tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027 serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM.
Adapun beberapa poin hasil program MENTARI antara lain
- Pada 24 Agustus 2022, telah diresmikan 2 PLTS di Sumba Tengah untuk 200 rumah tangga, PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi Nusa Tenggara Timur dan PLTS Terpusat 35 kWp di Desa Mata Woga. Program MENTARI telah menetapkan Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai desa percontohan pertama
- MENTARI juga membantu PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dalam pengembangan proyek energi terbarukan dengan mengurangi risiko pendanaan dan meningkatkan bankabilitas-nya. MENTARI akan mendorong PT. SMI untuk meningkatkan portofolio proyek energi terbarukan SMI dari 8,3% menjadi 15%. Skema blended finance akan mencakup komponen hibah, yang jumlahnya bisa mencapai 20% dari total belanja modal, dan fasilitas pinjaman dari SMI.