Jokowi Ungkit Dirinya Disebut Plonga-Plongo, Singgung Budaya Santun

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana (kanan) memberikan keterangan usai upacara penganugerahan Tanda Kehormatan di Istana Negara, Jakarta, Senin (14/8/2023).
16/8/2023, 11.11 WIB

Presiden Joko Widodo mengatakan posisi presiden memiliki tanggung jawab besar yang harus diemban. Banyak permasalahan rakyat yang mesti diselesaikan oleh Kepala Negara.

Menurutnya, permasalahan rakyat saat ini dapat dilihat presiden. Bahkan, problem yang tidak bisa diselesaikan masyarakat bisa saja berbuah hal-hal negatif yang langsung disampaikan ke presiden

"Mulai dari masalah rakyat di pinggiran sampai kemarahan, ejekan, bahkan makian dan fitnahan bisa dengan mudah disampaikan masyarakat ke presiden," kata Jokowi di Sidang Tahunan MPR, Rabu (16/8).

Jokowi mengaku telah menerima kritikan keras terhadap pemerintah atas kinerjanya. Jokowi mengatakan kritikan tersebut diterima, tapi kritik yang disampaikan menurutnya tidak menggambarkan budaya santun dan budi pekerti bangsa.

Maka dari itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mempertanyakan kebebasan dan demokrasi yang dimiliki oleh masyarakat. Kebebasan tersebut kini justru digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah.

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Fir'aun, dan tolol. Kok kelihatannya budaya santun mulai hilang?" ujarnya.

Jokowi mengatakan saat ini ruang publik di Indonesia tengah dikotori polusi budaya. Meski demikian, mayoritas masyarakat tak menikmati polusi budaya tersebut.

"Cacian dan makian yang ada justru membangunkan nurani bangsa bersatu menjaga moralitas ruang publik," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi mengajak masyarakat bersatu menjaga mentalitas mereka. Hal ini diperlukan agar Indonesia tetap bisa melangkah maju. "Menuju Indonesia maju, Indonesia Emas 2045," katanya.

Reporter: Andi M. Arief