Inggris Bidik ASEAN Jadi Mitra Kembangkan Kecerdasan Buatan
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan ASEAN merupakan bagian dari inovasi teknologi masa depan. Oleh karena itu, Sunak mengatakan ASEAN akan memimpin pertumbuhan global pada masa depan.
Sunak menilai negerinya sebagai investor terbesar di Asia Tenggara. Menurutnya, kerja sama terakhir yang dilakukan antara Inggris dan ASEAN adalah Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik dengan nilai ekonomi sekitar £ 12 triliun atau setara dengan Rp 228 kuadriliun.
"Namun kami tidak berhenti sampai di situ saja. Ini merupakan tanda paling jelas dari keyakinan kami terhadap kawasan ini," kata Sunak dalam ASEAN Business Investment Summit 2023, Senin (4/9).
Sunak menyatakan, Inggris berambisi memanfaatkan peluang teknologi baru, kecerdasan buatan, dan perdagangan digital di ASEAN. Menurutnya, kini telah ada dua perusahaan rintisan dengan kapitalisasi lebih dari US$ 1 miliar di ASEAN, yakni Darktrace dan Wise.
Oleh karena itu, Sunak mengatakan telah mengirimkan delegasi pemerintah Inggris ke ASEAN Business Investment Summit 2023. Sunak menyatakan telah menginstruksikan delegasi tersebut untuk menunjukkan visi kemitraan Inggris dan ASEAN yang berkembang.
"Inggris akan menjadi mitra terkuat Anda dalam perjalanan tersebut," katanya.
Perubahan Iklim
Sunak menyampaikan pemerintah Inggris kini berambisi untuk mengatasi perubahan iklim. Pihaknya telah melakukan kerjasama dengan beberapa negara anggota ASEAN.
Sunak menyebutkan pihaknya telah melakukan kemitraan transisi energi yang berkeadilan atau JETP dengan Indonesia dan Vietnam. Selain itu, Inggris mengklaim telah mendukung proyek ramah lingkungan besar di Filipina, Kamboja, dan Laos.
"Dan kami menyediakan hingga setengah miliar Poundsterling pendanaan iklim di wilayah ini pada tahun-tahun mendatang," ujarnya.
Menurut riset Google bersama Temasek dan Bain, Indonesia merupakan negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Kendati demikian, investasi pembangunan infrastruktur digital yang masuk ke Indonesia nilainya lebih rendah ketimbang negara tetangga.
Berdasarkan laporan ASEAN Investment Report yang dirilis Sekretariat ASEAN, selama periode 2020-2022 Indonesia menerima investasi untuk proyek infrastruktur digital sebesar US$454 juta.
Nilai tersebut lebih sedikit dibanding Malaysia yang menerima investasi serupa dengan nilai total US$642 juta.