Top Stories: Efek Cak Imin ke Elektabilitas Anies, Tren Startup EV

ANTARA FOTO/Ali Masduki/nym.
Deklarasi Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar sebagai bakal Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9/2023).
8/9/2023, 10.28 WIB

Deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengubah lanskap politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kans elektabilitas Anies pun berpeluang terdongkrak suara dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Jika melihat beberapa hasil survei sejak akhir 2022, tren elektabilitas Anies cenderung menurun. Di Pulau Jawa, yang menjadi kunci kemenangan karena memiliki lebih 50% suara, elektabilitas Anies pun terbilang rendah.

Anies merasa memiliki basis suara kuat di Jakarta dan Jawa bagian barat, sedangkan lemah di Jawa Tengah dan Timur. Hal ini mendorongnya untuk merangkul PKB karena partai politik yang dipimpin Cak Imin tersebut memiliki basis elektoral yang kuat di kedua provinsi tersebut.

Analisis mengenai efek Cak Imin terhadap elektabilitas Anies menjadi artikel yang mendapatkan minat baca tinggi atau Top Stories Katadata.co.id. Simak juga artikel lainnya seperti prediksi kendaraan listrik yang akan populer seperti e-commerce atau fintech, serta mengenal ekonomi biru yang menjadi kerangka ekonomi KTT ASEAN.

Berikut Top Stories Katadata.co.id:

1. Seberapa Besar Efek Cak Imin Bisa Dongkrak Elektabilitas Anies?

Deklarasi Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pasangan capres-cawapres mengubah lanskap politik menjelang Pilpres 2024. Dengan menggandeng ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, Anies berupaya menaikkan elektabilitasnya yang dalam tren menurun. Dia berharap dapat memperkuat basis massa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama dari kalangan nahdliyin.

Tren elektabilitas Anies memang cenderung menurun dalam sejumlah survei sejak akhir 2022. Di Pulau Jawa, yang menjadi kunci kemenangan karena memiliki lebih 50% suara, elektabilitas Anies pun terbilang rendah.

Anies memiliki basis suara yang cukup kuat di Jakarta dan Jawa bagian barat. “Kami lemah di Jawa Timur dan lemah Jawa Tengah,” kata Anies kepada Najwa Shihab dalam “Blak-blakan Anies-Muhaimin” di acara Mata Najwa yang tayang pada 5 September 2023.

Menurut dia, sejak Juni 2023 sudah menyampaikan perlunya merangkul PKB. Hal ini lantaran partai politik yang dipimpin Cak Imin tersebut memiliki basis elektoral yang kuat di kedua provinsi tersebut.

Simak analisis lengkap mengenai efek Cak Imin dalam mendongkrak elektabilitas Anies.

2. Setelah E-commerce dan Fintech, Kendaraan Listrik Diprediksi Populer

Startup e-commerce dan teknologi finansial alias fintech populer sebelum dan saat pandemi corona. Perusahaan rintisan di bidang kendaraan listrik dinilai akan memasuki masa jaya.

“Saya pikir kendaraan listrik akan sangat mirip,” kata dia.

Menurutnya, mobil dan motor listrik bakal didorong oleh keinginan manusia mendapatkan kualitas udara yang baik. Walaupun menurutnya, tidak akan mudah mengatasi persoalan polusi udara.

Ketahui lebih banyak mengenai proyeksi tren startup kendaraan listrik.

3. Mengenal Ekonomi Biru, Kerangka Ekonomi yang Disepakati di KTT ASEAN

Pleno Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-43 menyepakati kerangka kerja ekonomi biru atau blue economy framework. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut kesepakat ini tersebut merupakan hal baru bagi negara-negara Asia Tenggara.

BEF termasuk satu dari sembilan dokumen yang diadopsi dalam sesi KTT ASEAN tahun ini yang berlangsung di Jakarta. Dia menyebut, pemerintah Indonesia memiliki niat untuk mengembangkan agenda terkait kemaritiman dalam waktu dekat.

"Jadi ada pengakuan bahwa ekonomi biru merupakan sumber baru dari pembangunan berkelanjutan,” kata Retno di lobby Jakarta Convention Center, Selasa (5/9).

Konsep ekonomi biru pertama kali diperkenalkan oleh Gunter Pauli, ekonom asal Belgia. Istilah ini muncul dalam bukunya The Blue Economy, 10 Years, 100 Innovations, 100 Million Jobs.

Dalam bukunya yang terbit pada 2010 itu, Pauli merekomendasikan perubahan proses industri dalam mengatasi persoalan lingkungan. Hal ini dapat ditempuh dengan mengubah sumber daya energi yang langka berbiaya tinggi ke teknologi lebih sederhana dan bersih.

Ketahui lebih banyak mengenai ekonomi biru.

4. Jelang Pilpres, Apa Kata Lo Kheng Hong dan Pengamat soal Saham?

Indonesia tengah memasuki tahun politik menjelang pemilihan presiden alias Pilpres tahun 2024. Saat ini sudah ada tiga nama yang sudah mengumumkan akan berlaga pada kontestasi politik pada tahun depan, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Sama seperti Pemilu sebelumnya, pesta demokrasi lima tahunan esok diprediksi bakal berlangsung meriah.

Pesta demokrasi lima tahunan ini sudah sejak lama meramaikan atmosfer politik Tanah Air. Indonesia terhitung telah menyelenggarakan Pemilu sebanyak lima kali sejak dilakukan pertama kali pada 1999.

Namun pemilihan umum atau Pemilu ternyata tak hanya membawa keceriaan pada kondisi perpolitikan Indonesia. Pemilu 2024 juga membawa nuansa positif bagi kondisi perekonomian Tanah Air termasuk pada saham-saham di Bursa Efek Indonesia.

Namun bagi Lo Kheng Hong, Pilpres menurutnya tak terlalu membuatnya bingung atas saham-saham apa yang akan menarik nantinya. Hal itu tak mengherankan mengingat Lo Kheng Hong dikenal sebagai investor bertipe value investing, investasi berbasis nilai, atau jangka panjang.

Ketahui bagaimana pendapat Lo Kheng Hong dan pengamat soal saham menjelang Pilpres.

5. Ekonom Joseph Stiglitz: AS dan Banyak Negara Salah Diagnosa Inflasi

Inflasi di negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat belum turun sesuai target bank sentral meski suku bunga acuan sudah dinaikkan secara agresif. Ekonom Amerika peraih penghargaan nobel di bidang ekonomi, Joseph Stiglitz, menilai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan banyak negara kurang tepat lantaran salah mendiagnosa penyebabnya.

“Kami melihat inflasi pada tingkat yang belum pernah kami lihat selama beberapa dekade dan hal ini merupakan tantangan nyata bagi bank sentral. Mereka bukanlah ekonom yang baik, mereka salah mendiagnosis seperti apa masalahnya,” kata Joseph Stiglitz dalam Bloomberg CEO Forum, Rabu (7/9).

Stiglitz bahkan mengumpamakan beberapa bank sentral sebagai tukang kayu yang hanya memiliki satu alat, yakni palu untuk menghancurkan kayu. Artinya, bank sentral hanya memiliki satu instrumen untuk mengatasi inflasi, yaitu menaikan suku bunga. Padahal, kenaikan suku bunga ini dinilai memiliki resiko yang besar bagi perekonomian global.

Simak penjelasan lengkap Stiglitz mengenai AS dan banyak negara salah diagnosa inflasi.