Presiden Jokowi mengungkapkan rencana pemerintah mengimpor beras kian pelik seiring kebijakan negara produsen yang membatasi ekspor komoditas pangan. Jokowi mencatat saat ini ada 19 negara yang membatasi ekspor pangan untuk mengamankan cadangan domestik.
"Kita mau memperbesar cadangan strategis beras kita, mau impor juga sulit karena barangnya sulit didapatkan," kata Jokowi saat memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-60 IPB pada Jumat
(15/9).
India merupakan salah satu negara yang menghentikan laju ekspor beras ke pasar internasional sejak 20 Juli 2023. Jokowi menganggap keputusan India untuk menyetop ekspor beras ikut mengerek harga beras di seluruh dunia.
"Sekarang mencarinya sangat sulit karena ingin menyelamatkan rakyatnya sendiri," kata Jokowi.
Jokowi menyebut kondisi krisis pangan dunia saat ini ikut mempengaruhi kondisi cadangan strategis beras nasional. Suplai Impor beras belakangan relatif sulit karena kebijakan mayoritas negara produsen pangan yang kini menghentikan ekspor.
Keadaan tersebut makin diperparah dengan munculnya fenomena perubahan iklim, kenaikan suhu bumi, El Nino dan hingga kenaikan air laut dan kemarau berkepanjangan. "Kalau kita pikirkan ini khawatir, tapi saya kira tidak perlu khawatir karena yang paling penting solusinya seperti apa," ujar Jokowi.
Jokowi saat ini sedang menyasar empat negara Asia sebagai sumber impor beras untuk Indonesia, yakni Bangladesh, Kamboja, Cina dan India. Jokowi mengatakan dirinya telah berbicara Presiden Bangladesh Mohammed Shahabudin dan Perdana Menteri Cina Li Qiang. Presiden juga telah menghubungi Perdana Menteri India Narendra Modi soal kebutuhan beras Indonesia.
"Kami masih lihat dari mana bisa membeli untuk tahun depan," kata Jokowi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9).
Meski demikian, keputusan asal negara impor masih menunggu negosiasi yang dilakukan Perum Bulog. Salah satu poin yang menjadi pertimbangan adalah hitungan kecocokan harga. "Kalau saya dengan para perdana menteri sudah oke, tapi kalau harganya tidak nyambung, tidak ketemu," ujar Jokowi.
Pemerintah berencana untuk mengimpor beras sebanyak 250.000 ton dari Kamboja. Jokowi menyampaikan itu saat melaksanakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet di Istana Negara, Jakarta, Senin (4/9).
"Saya mengapresiasi sambutan Kamboja terkait keinginan Indonesia untuk mengimpor beras sekitar 250.000 ton per tahun," kata Jokowi.