CEO General Electric (GE) Indonesia, Handry Satriago (54), meninggal dunia pada Sabtu (16/9) sekitar pukul 07.50 WIB. Almarhum meninggal di rumahnya di Tebet, Jakarta.
Kabar meninggalnya Handry yang terkenal sebagai CEO termuda di GE global ini tersebar di antara teman dan kerabat Handry.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Selamat jalan Pak Handry Satriago. Ilmu dan inspirasi yang telah banyak diberikan selama ini menjadi sumber kebaikan yang tak terputus dan Insya Allah berada di tempat terbaik di sisi Allah SWT," kata Direktur Transformasi dan Oengembangan Bisnis PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Wing Antariksa, dikutip dari media sosial resminya, hari ini.
Ucapan duka cita juga menyerbu Instagram @handrysatriago. Rekan-rekan dan kerabat Handry mengucapkan selamat perpisahan dan doa terbaiknya.
Handry menjabat sebagai CEO GE Indonesia sejak 1 September 2010 saat berusia 41 tahun. Ketika menduduki jabatan itu, dia memecahkan dua rekor sekaligus. Pertama, pemimpin GE Indonesia yang lulusan universitas dalam negeri . Kedua, CEO termuda dalam sejarah General Electric global.
Handry merupakan lulusan S1 Institut Pertanian Bogor dan mendapat gelar Doktor strategic management di Universitas Indonesia.
Dia bergabung dengan General Electric pada 1997 dan sempat menangani Divisi GE Lighting. Dalam dua tahun, insinyur pertanian itu melejitkan pendapatan divisi ini dari nol ke US$ 3 juta.
“Dia punya semacam ketajaman melihat bisnis dengan cara out of the box. Itu membuat dia sukses mengendus potensi yang luput dilihat orang lain,” kata seorang pengusaha muda nasional, dikutip dari U-Mag (majalah gaya hidup pria Kelompok Tempo Media) edisi November 2010.
Handry yang difabel mengandalkan kursi roda ini dikenal sebagai tokoh yang inspiratif. Untuk meraih kesuksesannya, dia berjuang keras di tengah kondisi tubuhnya yang tak sempurna. Handry pernah menderita kanker kelenjar getah bening di tulang belakangnya saat berusia 17 tahun.
Sejak itu dia harus duduk di kursi roda. Orang tuanya yang membuatnya bangkit. Saat keadaan terpuruk, ayahnya memberi pesan bahwa hidup merupakan pilihan.