Adopsi cloud diperkirakan bisa memperluas usaha UMKM dan startup Indonesia pada sektor kesehatan, pendidikan, dan agrikultur. UMKM dan usaha rintisan sektor tersebut diperkirakan dapat membuka peluang sebanyak 17 juta lapangan kerja pada 2030 dengan penggunaan komputasi awan.
Ini berdasarkan laporan yang diluncurkan anak usaha Amazon dalam bisnis komputasi awan, Amazon Web Services (AWS) bersama Accenture. Laporan tersebut berjudul “Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses”.
Laporan ini mencakup 12 negara, termasuk Indonesia. Mereka juga menggunakan gabungan metode pengukuran pasar, survei kuantitatif, serta data yang tersedia untuk umum dari OECD, World Bank, dan the Conference Board Total Economy Database. UMKM dalam laporan ini adalah bisnis yang memiliki hingga 250 karyawan.
Laporan tersebut menyatakan adopsi cloud secara sederhana oleh pelaku usaha Indonesia seperti layanan email berbasis web atau penyimpanan berbasis cloud masih berada di angka 29%.
Jika dibandingkan dengan anggota OECD lain yang tergolong negara maju, angka tersebut mengindikasikan bahwa adopsi teknologi cloud di tingkat menengah. Mulai dari tools untuk customer relationship management (CRM) dan enterprise resource planning (ERP). Bahkan penerapan cloud tingkat lanjut seperti kecerdasan artifisial (AI) generative dan machine learning diperkirakan jauh lebih rendah.
Dengan kata lain, peluangnya masih terbuka lebar bagi pelaku usaha Indonesia untuk meningkatkan dan memajukan adopsi cloud untuk mewujudkan potensi sepenuhnya.
“Faktanya adalah UMKM masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan adopsi cloud-nya dalam rangka menjawab beberapa tantangan terbesar di masyarakat,” ujar Managing Director of Economic Insights, Accenture Strategy and Consulting Aaron Hill dalam acara rilis laporan tersebut di Jakarta, Selasa (26/9).
Managing Director, Mid-Market Enterprise and SMB, ASEAN, AWS Gunish Chawla mengatakan UMKM memainkan peran yang krusial dalam menjawab permasalahan-permasalahan di masyarakat. Oleh sebab itu, AWS akan menggandeng pemerintah, pendidik, dan industri untuk membantu UMKM tumbuh.
Sedangkan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki mengatakan pihaknya berkomitmen mempercepat transformasi digital di kalangan UMKM, startup, dan wiraswasta.
“Kami telah memberdayakan dan mendigitalisasi lebih dari 22 juta UMKM di Indonesia, dan menargetkan angka 30 juta UMKM pada 2024 melalui berbagai program maupun kolaborasi,” kata Teten dalam laporan tersebut.
AWS menawarkan sejumlah program yntuk membantu UMKM menangkap peluang ekonomi digital dan transformasi bisnis menggunakan teknologi berbasis cloud. Para startup tahap awal misalnya dapat memanfaatkan AWS Activate untuk meningkatkan skala bisnisnya.
Sejak 2019, program tersebut telah menyediakan lebih dari US$ 2 miliar dalam bentuk AWS credits untuk membantu startup menjalankan pengelolaan usaha. Beberapa yang dilakukan adalah efisiensi biaya, mendapatkan keahlian teknis, serta mengakses berbagai modul pelatihan maupun kegiatan mentor bisnis.
Sementara, untuk startup yang baru akan mengawali perjalanan cloud-nya, program AWS Lift menyediakan cloud credits senilai hingga US$ 83.500 selama 12 bulan.