Bidik Suara Anak Muda, Ganjar - Mahfud Gelar Deklarasi Bersama Gen Z
Bakal calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo - Mahfud MD akan berdeklarasi bersama kalangan muda di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (18/10) malam. Kegiatan ini merupakan upaya Ganjar - Mahfud membidik suara anak muda.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, nantinya Ganjar dan Mahfud akan menerima dukungan dari para pemuda, tokoh milenial, dan kalangan generasi Z.
"Semua akan dilaksanakan dengan menegaskan komitmen terhadap masa depan yang berpijak pada sejarah bangsa yang hebat," kata Hasto kepada wartawan di kantor DPP PDIP, Rabu (18/10).
Deklarasi dukungan anak muda ini di hari yang sama dengan pengumuman Mahfud terpilih sebagai bakal cawapres mendampingi Ganjar. Ketua Umum PDIP Megawati bersama petinggi partai koalisi lainnya, yakni PPP, Hanura dan Perindo memutuskan mendukung Mahfud.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas bakal capres Ganjar Pranowo unggul di kalangan pemilih generasi Z.
"Kelompok responden generasi Z, atau saat ini yang berusia 17-25 tahun, memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden dengan persentase terbesar, yaitu 31%," tulis tim Litbang Kompas dalam laporannya, Rabu (4/10).
Di bawahnya, ada Prabowo Subianto yang perolehannya selisih tipis dengan Ganjar. Ketua Umum Gerindra itu meraih dukungan sebesar 28,2% dari responden generasi Z.
Kemudian di kelompok responden yang sama, tingkat keterpilihan Anies Baswedan jadi yang terendah, yakni 8,2%.
Namun, masih banyak juga responden generasi Z yang tidak jawab atau merahasiakan pilihan capresnya dengan porsi 22,7%.
Litbang Kompas juga menemukan, terdapat tiga kriteria utama yang dipertimbangkan generasi Z dalam memilih bakal capres.
Hal pertama yang dipertimbangkan adalah capres yang tegas dan berwibawa (25,5%), pribadi yang sederhana dan merakyat (24,8%), serta berpengalaman dan berprestasi sebagai pemimpin (19,2%).
Survei periodik Litbang Kompas ini melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Pengambilan data dilakukan pada 27 Juli-7 Agustus 2023 melalui metode wawancara tatap muka. Adapun toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,65% dan tingkat kepercayaan 95%.