Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya menyatakan partainya kemungkinan berpaling dari mencalonkan Cawapres Erick Thohir ke Gibran Rakabuming Raka untuk mendampingi Capres Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju. Dia mengatakan kemungkinan ini bisa terjadi dengan melihat perkembangan terkini.
"Nama cawapres sudah ada di saku Pak Prabowo. Tunggu saja beliau mengumumkan secara resmi," kata Bima Arya di Kota Bogor, Sabtu (21/10), menjawab wartawan apakah PAN berpaling dari Erick Thohir, menyusul keputusan Rapimnas Partai Golkar mengusung Gibran menjadi pendamping Prabowo.
Menurut Bima, Erick Thohir yang PAN usung untuk cawapres, terganjal karena tidak semua partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju mendukungnya. Dia mengatakan PAN belum mengadakan rapat internal partai terkait perkembangan Gibran yang sudah mendapatkan dukungan dari Partai Golkar.
"Dalam partai ada selain elektabilitas dan akseptabilitas. Walaupun elektabilitasnya tinggi tetapi kalau tidak diterima secara konsensus oleh pimpinan partai ya percuma juga. Itu realitasnya seperti itu. Tidak semua pimpinan partai menyukai Pak ET. Realitasnya seperti itu," katanya Bima Arya yang juga merupakan Wali Kota Bogor tersebut.
Bima pun menceritakan perkembangan yang terjadi setelah kepulangan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang juga Ketua Umum PAN dari kunjungan luar negeri mendampingi Presiden Joko Widodoe ke China dan Arab Saudi pada Jumat (20/10). Menurutnya, memang ada pembahasan mengerucut pada nama cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto. Namun, dia tidak memastikan nama cawapres tersebut adalah putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Bima menyampaikan, kalaupun ada perubahan nama cawapres yang diusung oleh PAN dari hasil pertemuan ketua umum Zulhas dengan Presiden Joko Widodo, maupun komunikasi dan pertemuan dengan Gibran di kediaman Zulhas pada Sabtu (21/10) pagi, dapat juga dikomunikasikan dengan kader-kader PAN. Bima juga belum mengetahui kapan rapat internal PAN mengenai keputusan cawapres, karena Zulkifli Hasan berkomunikasi dengan pimpinan partai-partai koalisi lain.
Saat ini Gibran baru mendapat dukungan secara resmi dari Partai Golkar untuk menjadi pendamping Prabowo dalam Pilpres 2024. Sementara partai-partai Koalisi Indonesia maju lainnya belum memutuskan.
Koalisi Indonesia Maju terdiri atas 12 partai politik, empat partai politik parlemen yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, empat partai non-parlemen yaitu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, Partai Gelora Indonesia, satu partai lokal yaitu Partai Aceh dan tiga partai non-partisipan Pemilu 2024 yaitu Partai Berkarya, PRIMA, PPB untuk mengusung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai calon Presiden dalam Pemilihan Presiden Indonesia 2024.