Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati hari ini resmi menggantikan Bandara Husein Sastranegara, Bandung untuk menerima penerbangan komersial. Pengalihan tersebut ditandai dengan penerbangan perdana AirAsia ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan peralihan penerbangan komersial didasarai keamanan landasan pacu Bandara Husein Sastranegara. Ia menjelaskan landasan bandara tersebut pendek dan lokasinya secara geografis berada di cekungan.
"Sementara kami membutuhkan landasan yang 3.000 meter, di sana cuma 2.200 meter," kata Budi di Majalengka, Jawa Barat, Minggu (29/10) dikutip Antara.
Dengan kondisi seperti itu, Bandara Husein Sastranegara tak bisa menerima pesawat berbadan lebar. Budi berharap pengalihan penerbangan komersial bisa membuat pesawat dari Arab Saudi, Eripa, hingga Amerika Serikat mendarat langsung di Jawa Barat.
"Ini suatu kebangkitan lalu lintas ke Jawa Barat. Teman-teman yang mau ke Amerika suatu hari bisa dari sini (Kertajati)," katanya.
Budi juga memprediksi jumlah penumpang yang menggunakan Bandara Kertajati bisa bertambah. Bandara ini bisa digunakan masyarakat dari Bandung, Cirebon, hingga Sumedang.
"Kalau ke Jakarta (Bandara Soekarno-Hatta) bisa 4 sampai 5 jam, dari sini (Kertajati) bisa satu jam," kata mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu.
Mulai hari ini, Bandara Kertajati melayani tujuh rute domestik oleh tiga maskapai. Selain Denpasar, rute yang dialihkan adalah Balikpapan, Batam, Banjarmasin, Makassar, Medan, dan Palembang.
"Ada tujuh lokasi, tapi yang favorit itu Bali, Kualanamu, dan Balikpapan," kata Budi Karya.