Presiden Jokowi mengatakan kenaikan harga cabai yang mencapai Rp 100 ribu per kilogram (kg) merupakan kondisi musiman yang rutin terjadi saban tahun. Jokowi memantau kenaikan harga cabai di Pasar Citeko, Plered, Purwakarta, Jawa Barat.
Jokowi mengatakan meski harga cabai meroket, bahan kebutuhan dapur lain seperti bawang merah, bawang putih dan telur dalam kondisi stabil. “Kalau yang naik tinggi memang cabai, tapi ini kan musiman,” kata Jokowi dalam keterangan pers yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (9/11).
Berdasarkan data panel harga cabai rawit merah di Badan Pangan Nasional atau Bapanas, rata-rata harga komoditas tersebut secara nasional di pedagang eceran pada Kamis (9/11) pukul 16.15 berada di Rp 72.150 per kg.
Harga cabai rawit merah di sejumlah wilayah di Jawa seperti DKI Jakarta, Kabupaten Majalengka dan Kota Bandung menembus Rp 100 ribu per kg. Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Murung Raya yang mencapai Rp 120 ribu per kg. “Segitu banyaknya komoditas pasti ada satu dua yang naik, tapi paling penting pemerintah berusaha keras di beras karena itu makanan pokok kita,” ujar Jokowi.
Pergerakan harga cabai domestik belakangan menjadi perhatian serius pihak istana. Jokowi sempat memanggil Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok dalam negeri. Dua di antaranya adalah cabai dan beras.
Moeldoko mengatakan bahwa dirinya melaporkan kondisi harga cabai yang mencapai Rp 100 ribu per kg. Selain itu, dia juga menyampaikan pasokan beras domestik mencukupi hingga akhir tahun meski harga di pasaran masih belum stabil.
"Saya sampaikan perlu waspada harga cabai, kemudian harga beras belum stabil meski pemerintah sudah impor untuk menambah pasokan," kata Moeldoko saat ditemui wartawan usai pertemuan tersebut pada Senin (6/11).
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan, lonjakan harga cabai rawit di beberapa daerah terjadi karena penurunan produksi akibat El Nino dan belum masuknya panen raya. Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan intervensi stabilisasi harga melalui fasilitas distribusi pangan dengan mengirim cabai dari daerah sentra Sulawesi Selatan (Sulsel) ke daerah defisit di Jakarta.
"Harga komoditas cabai yang mengalami kenaikan ini kami tekan dengan memfasilitasi pengangkutannya dari daerah-daerah yang masih berproduksi dan harganya relatif lebih rendah. Kita sudah identifikasi sentra cabai di luar Jawa seperti di Sulsel yang siap memasok ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya,” kata Arief di Jakarta, Senin (7/11).
Ia menjelaskan, sebanyak 2,4 ton atau 80 koli cabai rawit merah telah dikirim dari petani di Sulawesi Selatan ke Jakarta pada Ahad (5/11). Pengiriman logistik secara langsung difasilitasi oleh Bapanas guna intervensi harga cabai yang beberapa waktu ini mengalami kenaikan.