Politikus Nasdem Indra Charismiadji ditahan Kejaksaan Negeri Jakarta Timur karena kasus dugaan penggelapan pajak pada Selasa (26/12). Juru Bicara Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin itu diduga menggelapkan uang pajak perusahaan Rp 1,1 miliar.
Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Timur Imran menjelaskan penahanan Indra terkait prosedur pelimpahan berkas tahap dua atau siap untuk dipersidangkan. Indra dan tersangka lainnya, Ike Andriani, diduga melakukan tindak pidana pajak dengan menerbitkan dan atau menggunakan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dalam periode Januari hingga Desember 2019.
Tim Hukum Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengajukan penangguhan penahanan bagi Indra. "Kami sudah mengajukan surat pengajuan penundaan penahanan dan ada penjaminan juga semoga bisa berjalan baik," kata Ketua Umum THN AMIN Ari Yusuf Amir di Jakarta, Kamis (28/12).
Ari mengatakan bahwa proses hukum yang menimpa Indra Charismiadji menjadi pertanyaan bagi THN AMIN karena Kejaksaan Agung sudah memberikan surat edaran ketika masa kampanye. Sehingga, kasus-kasus hukum calon anggota legislatif, capres, dan cawapres harus ditangguhkan terlebih dahulu.
Apalagi, kata Ari, kasus yang menjerat Indra Charismiadji masuk kategori ringan tidak seperti kasus penggelapan pajak yang lainnya. "Ini ada apa kasusnya sederhana? Simpel kecil, tetapi dilakukan penahanan. Masa selevel seorang kajari tidak mengetahui perintah dari Jaksa Agung itu yang kami sesalkan," ujarnya.
Lulusan Amerika yang Kembangkan Bisnis Pendidikan
Dikutip dari laman resmi Indracharismiadji.com, pria kelahiran Bandung pada 9 Maret 1976 ini lulusan University of Toledo di Ohio, Amerika Serikat. Dari universitas itu ia meraih gelar ganda bidang keuangan dan pemasaran di jenjang strata satu. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Dana University di Ottawa Lake, Michigan, Amerika Serikat.
Setelah lulus kuliah, Indra bekerja di perusahaan tingkat dunia di Amerika Serikat seperti Merril Lynch, Omnicare, dan Dana Corporation. Pada 2002, Indra memutuskan untuk kembali ke tanah air dan mengembangkan bisnis pendidikan di Indonesia.
Indra memperkenalkan pembelajaran bahasa dengan bantuan komputer atau Computer Assisted Language Learning (CALL) untuk pertama kalinya di berbagai institusi pendidikan di Indonesia.
Setelah sukses menerapkan CALL di ribuan institusi pendidikan, Indra mulai dikenal sebagai sosok yang ahli dalam teknologi pendidikan dan pembelajaran modern. Pada 2018, Ikatan Guru Indonesia (IGI) memberikan penghargaan "Anugerah Pendidikan Indonesia" untuk pencapaiannya dalam pembangunan sistem pendidikan Indonesia.
Indra mengambil langkah besar dalam kariernya pada 2019 dengan beralih dari bisnis korporasi menjadi pimpinan perusahaan nirlaba. Indra menjadi direktur eksekutif sebuah organisasi nirlaba dalam bidang pendidikan, Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS).
Indra juga aktif di berbagai organisasi seperti anggota kehormatan dari Asia Pacific Association for Computer-Assisted Language Learning (APACALL), Direktur Utusan Khusus Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia, Ketua Dewan Pembina di Harmoni Pendidik Pengajar Indonesia (HIPPER 4.0). Selain itu menjabat Ketua Dewan Pembina di Perkumpulan Sekolah Digital Indonesia, Ketua Dewan Pembina di Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO), Dewan Pembina Ikatan Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi PGRI (IGTIK PGRI), anggota dari International Society for Technology in Education (ISTE), dan anggota dari Computer Science Teachers Association (CSTA).
Belakangan, Indra sering diundang untuk berbicara di konferensi, seminar, lokakarya (workshop), webinar nasional dan internasional dalam ilmu pendidikan kontemporer. Tahun ini, Indra aktif di politik dengan bergabung dengan Partai NasDem dan menjajal sebagai caleg pada pileg 2024 dari daerah pemilihan 1 Jawa Timur.
Reporter: Risma Kholiq (magang)