Ganjar Janji Hidupkan Lagi Badan Ekonomi Kreatif Jika Jadi Presiden

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan) memberikan paparan saat menghadiri Demokr(e)asi di Jakarta, Senin (8/1/2024). Dalam kesempatan tersebut Ganjar Pranowo mendengarkan cerita dan aspirasi publik dalam berbagai hal diantaranya tentang ekonomi hijau dan penciptaan lapangan kerja.
9/1/2024, 07.29 WIB

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, berjanji akan menghidupkan kembali Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bila terpilih menjadi Presiden. Ganjar mengutarakan janjinya itu saat menghadiri acara DEMOKR[E]ASI, di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Senin (8/1) malam.

Pada acara tersebut, Ganjar melakukan dialog dan mendapat pertanyaan apakah diperlukan suatu institusi khusus untuk mewadahi hal tersebut.

"Jawabannya iya. Dan ini juga masukan dari banyak pihak agar dihidupkan kembali Badan Ekonomi Kreatif. Saya kira kalau itu menjadi sebuah masukan, dan menurut para pelaku itu penting, ya kita hidupkan lagi," kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, bidang tersebut dapat menghasilkan tambahan kekuatan ekonomi.

Adapun, Bekraf dilebur ke Kementerian Pariwisata pada 2019 lalu, sehingga menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Peleburan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2019 tentang Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang disahkan Presiden Joko Widodo pada 24 Oktober 2019.

Jumlah Pekerja Ekonomi Kreatif

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan jumlahpekerja ekonomi kreatif di Indonesia yang begitu beragam.

Adapun pekerja ekonomi kreatif paling banyak berasal dari subsektor kuliner, sebesar 56,86% dari total pekerja ekonomi kreatif pada 2021 yang mencapai 21,90 juta orang. Angka pekerja kuliner mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 55,03%.

Kedua, disusul subsektor fesyen sebesar 19,45%. Sayangnya sektor ini mengalami penurunan tipis dari capaian 2020 sebesar 19,83%.

Sementara ketiga, ditempati oleh pekerja kriya dengan proporsi 18,12%. Pada 2020, subsektor ini sempat mencapai angka 19,10%.

Meski ada beberapa subsektor yang mengalami penurunan proporsi, ketiga subsektor itu tetaplah menjadi urutan teratas selama bertahun-tahun.

Reporter: Ade Rosman