Debat sesi kelima antara paracalon wakil presiden di debat keempat diwarnai adu pendapat yang cukup sengit. Pada awal sesi, calon wakil presiden nomor urut 2  Gibran Rakabuming Raka menanyakan bagaimana sikap pasangan calon presiden nomor 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar atau AMIN terhadap potensi nikel Indonesia. 

“Paslon nomor 1 dan tim sukses sering menggaungkan LFP, lithium ferro phosphate. Saya gak tahu pasangan nomor 1 ini anti nikel atau bagaimana?” ujar Gibran memberi pertanyaan. 

Pertanyaan dari Gibran tidak dijawab langsung oleh Muhaimin. Saat itu waktu Gibran tersisa 35 detik dari 1 menit yang disediakan. Moderator pun memberi kesempatan kepada Gibran untuk memanfaatkan sisa waktu. Namun Gibran mengatakan cukup. 

Pada saat itu Muhaimin terlihat kesulitan memahami pertanyaan Gibran berkaitan dengan Lithium Ferro Posphate dan Gibran pun kembali menjelaskan pertanyaanya. Dalam penjelasannya Gibran mengatakan LFP atau Lithium Ferro Phosphate merupakan hal yang biasa dibahas oleh tim nasional Anies - Muhaimin. “Itu sering dibicarakan Pak Tom Lembong itu,” ujar Gibran. 

Saat diberi kesempatan menjawab, alih menjawab pertanyaan Gibran Muhaimin mengawali jawaban dengan menyinggung etika. Ia menyebut etika juga perlu dilakukan dalam hal berdebat. 

“Kita di sini tidak untuk tebak-tebakan. Kita levelnya adalah policy dan kebijakan,” ujar Muhaimin. 

Dalam penjelasannya, Muhaimin tidak eksplisit menjelaskan bagaimana sikap dalam memanfaatkan nikel yang ada di Indonesia seperti yang disampaikan Gibran. Ia mengatakan bahwa dalam pembangunan lingkungan yang perlu dilakukan adalah etika. 

Ia mengatakan pembangunan perlu memperhatikan etika lingkungan. 

Sebelum mengakhiri penjelasannya, Muhaimin kembali menyebut bahwa sesi debat bukan untuk tebak-tebakan. Hal itu dibantah oleh Gibran. Pada sesi tanggapan atas penjelasan, Gibran menyinggung penjelasan Muhaimin yang dinilai tidak memberi jawaban atas pertanyaan. 

“Ini agak aneh. Yang sering ngomongin FLP itu timses tapi cawapresnya ga tahu. Bilang Tesla ga pakai nickel ini kan kebohongan publik. Tesla itu pakai nikel pak,” ujar Gibran. 

Gibran pun mengatakan Indonesia saat ini adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Ia menyebut hal itu merupakan potensi besar yang perlu dimanfaatkan. Dalam paparannya, Gibran justru mempertanyakan sikap tim sukses paslon nomor i yang selalu membahas soal LFP. 

“Nikel itu kekuatan kita. Ini bargaining kita. Bukan malah membahas LFP. Itu sama saja mempromosikan produk nya China Pak,” ujar Gibran. 

Menurut Gibran, sikap timses dan paslon nomor urut 1 justru terkesan tidak memanfaatkan sumber daya dan potensi besar di dalam negeri bila tidak memanfaatkan nikel. Ia pun kembali mempertanyakan sikap Muhaimin dan Anies apakah mendukung atau anti dengan nikel. 

Mendengar penjelasan dari Gibran, Muhaimin mengatakan sikapnya untuk mendukung potensi sumber daya alam Indonesia. Namun menurut Muhaimin hal yang perlu dilakukan adalah menghindari ugal-ugalan dari proses hilirisasi. Ia mengatakan persoalan hilirisasi tidak boleh mengorbankan kepentingan masyarakat.

Persoalan hilirisasi nikel saat ini memang tengah menjadi perdebatan di sejumlah forum. Hilirisasi di satu sisi diyakini sebagai upaya untuk meningkatkan daya tawar hasil alam Indonesia. Namun hilirisasi dinilai tidak dilakukan dengan mempertimbangkan lingkungan. Di sisi lain Indonesia juga tengah menghadapi sorotan dunia karena kebijakan hilirisasi nikel. Pemerintah Indonesia bahkan saat ini tengah berperkara di WTO dengan Uni Eropa. 

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu