Mahfud Ungkap Dosa Politik Menteri Pakai Fasilitas Negara di Pilpres

ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda/sgd/aww.
Menko Polhukam Mahfud MD (tengah) didampingi Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kiri) menjawab pertanyaan wartawan seusai menghadiri acara Syukur Awal Tahun Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Graha Oikumene, Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Penulis: Ade Rosman
24/1/2024, 12.12 WIB

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyentil sikap menteri di Kabinet Indonesia Maju yang menjadi tim sukses dari salah satu pasangan calon yang berlaga di Pilpres 2024. Menurut Mahfud ada fenomena menteri tersebut memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan politiknya.

Mahfud menyebut tindakan tersebut merupakan dosa politik dan akan meracuni kalangan muda. Di sisi lain, Mahfud yang saat ini merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menegaskan dirinya tak menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kampanye Pilpres 2024.

Ia mengatakan, tak memanfaatkan posisinya meskipun memiliki akses untuk mendapat berbagai kemudahan selama pilpres. Ia pun mengaku kenal dengan pejabat daerah seperti pejabat gubernur, pejabat wali kota, pejabat bupati dan komandan distrik militer tapi tak mau menggunakan kedekatan itu. 

“Saya ingin memberi contoh kalau saya ini menjadi cawapres masih merangkap jabatan, apakah saya menggunakan kedudukan saya untuk memakai fasilitas negara atau tidak?” kata Mahfud dalam acara ‘Tabrak Prof’ di Semarang Jawa Tengah, Selasa (23/1) malam.

Mahfud mengungkapkan dirinya sudah tiga pekan tak menggunakan fasilitas negara meskipun masih berkantor di Kemenko Polhukam secara rutin. Ia pun menegaskan tugasnya sebagai Menko tak terganggu meskipun posisinya kini sebagai cawapres.

“Saya masih berkantor di Polhukam secara rutin. Semua tugas dan surat-surat masuk pasti selesai tidak sampai seminggu meskipun cawapres,” kata Mahfud.

Lebih jauh ia mengatakan situasi berbeda justru ia nilai ditunjukkan menteri yang berada di kubu paslon lainnya. Meski begitu Mahfud tak secara spesifik menyebutkan kubu yang dimaksud. Menurut Mahfud, sikap yang ditunjukkan berbeda dengan apa yang ia lakukan.

“Situasinya tidak berimbang, pihak lain menggunakan jabatan, diantar dan sebagainya, malah menteri yang tidak ada kaitannya dengan politik sudah ikut tim sukses,” kata Mahfud.

Berdasarkan hal tersebut, Mahfud merasa sudah cukup memberikan contoh. Ia kemudian memutuskan akan mundur dari posisinya sebagai Menkopolhukam. Meski begitu ia tidak langsung mundur dari kabinet tetapi mencari waktu yang tepat sembari menjaga tugas negara di masa transisi.

“Tinggal menunggu momentum, karena ada sesuatu tugas negara yang harus saya jaga dalam masa transisi dan menghormati Presiden Jokowi,” ujar Mahfud. 

Reporter: Ade Rosman