Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan walk out atau keluar dari ruangan dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB soal Palestina. Walk out dilakukan ketika Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara.
Walk out dilakukan Retno karena Dubes Israel tak berada di ruangan saat delegasi Indonesia dan negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyampaikan pernyataan.
"Sebaliknya, delegasi Indonesia dan sejumlah negara OKI tak berada di ruangan saat wakil tetap Israel menyampaikan pernyataan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Kamis (25/1) dikutip dari Antara.
Dalam pertemuan, Retno menjelaskan sikap Indonesia pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak adanya negara Palestina usai perang berakhir.
"Pernyataan ini tidak dapat diterima. Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia," kata Retno.
Retno lalu menyerukan gencatan senjata permanen untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan di Gaza. Ia juga meminta Palestina diberi status keanggotaan penuh di PBB.
"Ini penting untuk memulai upaya yang adil dan seimbang dalam solusi dua negara serta menghentikan agresi brutal Israel," katanya.
Retno juga mendesak komunitas internasional agar menghentikan pasokan senjata ke Israel. Ini agar senjata tersebut tak digunakan untuk membunuh warga sipil.
"Israle harus bertanggung jawab atas tindakannya. Tidak ada negara yang kebal hukum," katanya.
Adapun aksi walk out itu dilakukan saat Sidang DK di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/1) waktu setempat.