BlackSky Dapat Kontrak Penyediaan Satelit Observasi Bumi RI Rp 780 M

Freepik
Ilustrasi, satelit pengamatan bumi atau earth observasion satellite,
Penulis: Agung Jatmiko
11/2/2024, 13.57 WIB

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bakal memiliki satelit pengamatan bumi atau earth observation (EO) dalam sistem pertahanan. Hal ini dimungkinkan, setelah BlackSky Technology Inc. mendapatkan kontrak senilai US$ 50 juta atau setara dengan Rp 780,57 miliar (asumsi kurs Rp 15.611,45 per dollar AS) dari Thales Alenia Space, yang merupakan mitra pertahanan Indonesia.

Mengutip satnews.com, BlackSky akan mengirimkan EO Gen-3, beserta perlengkapan stasiun pengendali, dan dukungan operasional. Melalui satelit pengintai ini, Indonesia akan memiliki akses ke layanan pencitraan dan analitik real-time milik BlackSky, yang memberikan akses dan kapasitas tugas prioritas di wilayah nasional dan regional yang ditargetkan.

Layanan-layanan ini, yang diberikan melalui perjanjian terpisah antara PT Len Industri dan BlackSky, akan memberikan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaian awal bagi kemampuan satelit Kementerian Pertahanan hingga Sistem Satelit Pertahanan Indonesia mulai beroperasi.

Setelah beroperasi, satelit elektro-optik Gen-3 diharapkan dapat mengirimkan citra dan analisis berfrekuensi tinggi dengan latensi rendah dengan lancar ke dalam alur kerja Kemenhan.

"Teknologi kami membuat negara-negara berdaulat memiliki kemampuan untuk mendapatkan pandangan jauh ke depan mengenai hal-hal penting yang mempengaruhi keamanan dan perekonomian nasional mereka menggunakan teknologi observasi Bumi yang tersedia secara komersial saat ini," kata Chief Executive Officer (CEO) BlackSky Brian E. O'Toole, dikutip dari satnews.com.

CEO Thales Alenia Space Hervé Derrey mengatakan, kerja sama dengan BlackSky ini merupakan perwujudan kontrak yang telah ditandatangani antara Thales Alenia Space dan Len Industri untuk menyediakan konstelasi pengamatan bumi yang menggabungkan radar dan sensor optik dan didedikasikan untuk Kemenhan RI.

Halaman: