Anies Ganjar Kalah dari Prabowo di Pemilih Terdidik dan Kelas Menengah

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/Spt.
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato saat menghadiri acara pemantauan hasil hitung cepat atau quick count di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024).
Penulis: Ira Guslina Sufa
16/2/2024, 15.30 WIB

Hasil perhitungan sementara yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau real count menunjukkan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka unggul di pemilihan presiden atau pilpres 2024. Berdasarkan data real count yang diambil Jumat (16/2) pukul 14.30 WIB, pasangan Prabowo - Gibran meraih 57% suara. 

Di urutan kedua ada pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dengan perolehan 24,98% suara. Sedangkan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD berada di urutan ketiga dengan perolehan 18,02%. Saat ini total data yang sudah masuk  Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap) KPU adalah 54,9% dari total tempat pemungutan suara yang ada. 

Perolehan sementara KPU, sejalan dengan temuan sejumlah lembaga survei yang menggelar hitung cepat atau quick count di pemilu 2024. Berdasarkan rilis sejumlah lembaga, Prabowo - Gibran unggul dengan kisaran suara 57% hingga 59%. Quick count adalah metode perhitungan dengan mengukur temuan dari lebih dari 2000 TPS yang tersebar di seluruh Indonesia dengan pengambilan sampel secara acak bertingkat. 

Hingga siang ini sudah ada dua lembaga yang merampungkan hitung cepat. Keduanya adalah Populi Center dan Cyrus Network. Berdasarkan data Populi Prabowo - Gibran meraih 59,08% diikuti Anies - Muhaimin denga 25,06% dan Ganjar - Mahfud dengan 15,86%. 

Hasil itu tak jauh berbeda dengan yang ditemukan Cyrus Network yang mencatat Prabowo - Gibran unggul dengan 58,25% suara. Adapun Anies - Muhaimin berada di 24,91% dan Ganjar - Mahfud dengan 16,84%. 

Kampanye akbar terakhir Prabowo-Gibran di Jakarta (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU)

Siapa Pemilih Prabowo - Gibran di Pilpres 2024?

Hasil hitung cepat rupanya juga tak jauh berbeda dengan exit poll yang dilakukan Litbang Kompas. Dalam exit poll, survei dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada pemilih sesaat setelah mereka keluar dari kotak suara. Pada pilpres 2024 Litbang Kompas menggelar exit poll dan juga quick count yang dibiayai mandiri untuk mengetahui hasil pemilu. 

Berdasarkan hasil exit poll Litbang Kompas, Prabowo - Gibran meraih 54,4% suara diikuti Anies - Muhaimin dengan 22,1% dan Ganjar - Mahfud dengan 14,4%. Sedangkan pada hitung cepat Prabowo - Gibran unggul dengan 58,73% suara. 

Dalam rilisnya, Litbang Kompas kemudian memetakan sebaran demografi yang menjadi penopang suara Prabowo - Gibran unggul jauh di pilpres. Berbeda dengan kebanyakan sentimen yang muncul di media sosial jelang pilpres, pasangan nomor urut 2 itu disebutkan unggul di kalangan pemilih terdidik dan kelas menengah. 

Secara lebih rinci, exit poll Litbang Kompas menunjukkan Prabowo menang di kelompok pendidikan tinggi, menengah dan pendidikan dasar. Prabowo menang di kelompok pendidikan tinggi dengan suara 41,7%. Selanjutnya Anies - Muhaimin dipilih oleh 34,3% dan Ganjar dipilih 12,6% pemilih dari pendidikan tinggi. Di kelompok pendidikan dasar, Prabowo menguasai  55,6% suara dan di kelompok pendidikan menengah 57,4% suara. 

Hal yang sama juga terjadi bila dilihat dari latar belakang sosial ekonomi masyarakat. Prabowo menang mengalahkan Anies dan Ganjar di semua lapisan baik kelas ekonomi bawah, menengah bawah, menengah atas dan atas. Sebagai gambaran, Prabowo dipilih 55,9% masyarakat kelas bawah dan didukung 50,9% masyarakat kelas menengah atas. 

Dalam kacamata usia, Prabowo juga unggul dibanding Anies dan Ganjar di semua kelompok umur. Kemenangan terbesar terjadi di kelompok generasi Z berusia di bawah 26 tahun dengan 65,9% suara. Sedangkan di kelompok boomers atau berusia di atas 56 tahun ia meraih 43,1% suara. 

Survei pascapencoblosan atau exit poll dilakukan Litbang Kompas melalui metode wawancara tatap muka pada 14 Februari 2024. Adapun jumlah responden adalah 7.863 yang dipilih secara acak melalui metode pencuplikan sistematis proporsional di 38 provinsi. Adapun tingkat kepercayaan exit poll mencapai 95% dengan margin of error sekitar 1,11 %.

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Kunto Adi Wibowo mengatakan kemenangan pasangan Prabowo - Gibran sudah bisa diprediksi sejak sebelum hari pencoblosan. Ia menyebut meski sebelum hari pencoblosan terdapat sejumlah sorotan dalam proses pencalonan Prabowo - Gibran seperti tercermin dalam film Dirty Vote namun menurut Kunto tidak terlalu berpengaruh pada pemilih. 

"Itu karena beberapa sorotan yang muncul tidak menyorong 02. Kritik itu bukan kepada Prabowo - Gibran tetapi pada proses," ujar Kunto. 

Kunto melihat salah satu keunggulan Prabowo dalam pilpres lantaran sudah jauh hari menyatakan kesiapan untuk maju di pilpres meski belum memiliki calon wakil presiden. Hal itu membuat ia menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Sementara pasangan lain menurut dia tidak terlalu dikenal luas oleh masyarakat seperti Prabowo. 

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana gunakan hak suaranya (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.)

 

Jokowi Effect di Balik Kemenangan Prabowo 

Direktur Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana mengatakan potensi kemenangan Prabowo - Gibran seperti yang terlihat dari hasil quick count sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan. Aditya mengatakan hasil pemilihan presiden hari ini merupakan cerminan dari masih besarnya penerimaan masyarakat terhadap Jokowi. 

Meski tidak menyampaikan secara resmi, Jokowi dalam berbagai kesempatan menunjukkan dukungan kepada Prabowo-Gibran yang disebut sebagai menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden yang melanjutkan program pemerintah saat ini. Adapun menurut survei Indikator Politik sebelum pemilu, kepuasan publik kepada Jokowi berada di angka 80%. 

Sumbangan suara dari pendukung Jokowi pada Prabowo - Gibran menurut Aditya tercermin dari hasil suara partai menurut quick count. Saat ini suara partai pendukung utama seperti Gerindra tidak terlalu dominan menopang suara. 

Di sisi lain pada pemilu 2019 basis suara Prabowo juga lebih rendah dari hasil quick count pemilu 2024. Ditambah lagi basis pendukung Prabowo di 2019 sudah terbelah pada pemilu 2024. 

 “Itu membuktikan dampak Jokowi Effect masih sangat mempengaruhi elektoral calon presiden,” ujar Aditya. 

Sementara itu Direktur Poltracking Indonesia Hanta Yudha juga menjelaskan hal sama. Menurut Hanta efek Jokowi sangat terlihat dari kemenangan Prabowo - Gibran di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah dan Bali. 

Merujuk data hitung cepat Poltracking, pasangan Prabowo - Gibran meraih suara 53% di Jawa Tengah mengalahkan Ganjar Pranowo - Mahfud MD yang dikuasai oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Pada 2019 Jawa Tengah merupakan basis suara PDIP dan Jokowi. 

“Eksodus pemilih Ganjar ke Prabowo betul-betul masif di Jawa Tengah dan itu faktor Pak Jokowi,” ujar Hanta. 

Selain itu menurut Hanta menjelang pencoblosan migrasi masyarakat yang puas kepada Jokowi dari semula mendukung Ganjar menjadi mendukung Prabowo juga semakin jelas. Hasil hitung cepat menurut dia juga mengkonfirmasi kepuasaan publik pada Jokowi masih tinggi.