Angin puting beliung di Rancaekek menimbulkan ketakutan di kalangan warga. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Peristiwa angin Rancekek atau tornado pertama di Indonesia ini menjadi peringatan bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem. Diharapkan pihak terkait, seperti BPBD dan pemerintah setempat bisa meningkatkan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam serupa di masa yang akan datang.
Fakta Angin Puting Beliung di Rancaekek yang Disebut Sebagai Tornado
Melansir dari Umsu.ac.id, berikut sejumlah fakta terkait angin puting beliung di Rancaekek yang disebut tornado :
1. Terjadi Sore Hari
Tornado menghantam sore hari sekitar pukul 15.58 WIB. Dampaknya terasa sepanjang jalan Bandung-Garut, dimulai dari Pabrik Kahatex hingga ke Haurpugur Rancaekek.
2. Atap Pabrik Tersapu Angin
Salah satu pabrik yang terdampak ialah PT Kewalram Indonesia Unit 1. Atap pabrik yang terbuat dari bahan seng hancur berkeping-keping setelah terkena dampak angin tornado.
3. Truk Terguling
Angin kencang ini menyebabkan beberapa truk di kawasan Industri Rancaekek Dwipapuri Abadi terbalik. Selain itu, beberapa bangunan mengalami kerusakan, pohon tumbang, truk terbalik dan sepeda motor terjatuh akibat peristiwa tersebut.
4. Gelap Gulita
Aliran listrik mati sejak pukul 16.00 WIB di beberapa wilayah yang terdampak, menyebabkan suasana gelap dan menimbulkan kepanikan di kalangan warga.
5. Terdapat 31 Orang Warga Luka-luka
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan bahwa jumlah korban yang terdampak di Kabupaten Sumedang mencapai 413 Kepala Keluarga (KK) dan 12 orang mengalami luka-luka. Sementara itu, di Kabupaten Bandung terdapat 19 orang yang mengalami luka-luka dan telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka dan RSKK. Jumlah pasti korban dalam kejadian tersebut masih dalam proses pendataan dan validasi.
6. Ada 5 Kecamatan Terdampak
Angin puting beliung di Rancaekek ini merupakan tornado yang menimbulkan dampak pada lima kecamatan di Kabupaten Bandung (Rancaekek, Cicalengka, Cileunyi) dan dua kecamatan di Sumedang (Cimanggung dan Jatinangor).
BRIN Sebut Angin Puting Beliung di Rancaekek Merupakan Tornado
Erma Yulihastin, seorang pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan bahwa angin puting beliung di Rancaekek yang merusak banyak bangunan di Sumedang-Bandung merupakan badai tornado. Erma menambahkan bahwa bencana tersebut berlangsung dalam durasi cukup lama yang merupakan hal berbeda dengan kebiasaan puting beliung di Indonesia.
Erma juga menyebutkan bahwa durasi kejadian ini berbeda dengan kebiasaan puting beliung yang biasanya hanya terjadi sekitar 5-10 menit, bahkan ada satu kasus tidak biasa saat angin puting beliung terjadi selama 20 menit di Cimenyan pada tahun 2021. Meskipun begitu, Erma belum memberikan data tentang kecepatan angin, diameter atau penyebab tornado tersebut.
Tornado memiliki skala kekuatan angin lebih tinggi sehingga memiliki dampak berbeda. Kecepatan angin minimal tornado mencapai 70 km/jam. Berdasarkan penelitian di BRIN, kecepatan angin terkuat puting beliung ialah 56 km/jam.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatolog dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu, telah menjelaskan munculnya angin puting beliung di Rancaekek dan Sumedang, Jawa Barat. Menurutnya fenomena angin puting beliung terjadi karena pengaruh dari pertumbuhan awan cumulonimbus yang disertai dengan hujan lebat dan angin kencang dalam durasi singkat serta berskala lokal.
Ia juga menjelaskan bahwa kondisi saat ini, suhu permukaan laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat yang mendukung peningkatan suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat dan sekitarnya. Ini sejalan dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang relatif tinggi, berkisar antara 45-95 persen.
Perbedaan Angin Puting Beliung dan Tornado
Berdasarkan KBBI, angin puting beliung merupakan gerakan udara (angin) yang berputar, sementara tornado adalah angin berputar (berpusar) dengan bentuk spiral disertai penurunan gumpalan awan berbentuk corong dan bisa menyebabkan kerusakan. Berikut perbedaan angin puting beliung dan tornado:
1. Angin Puting Beliung
Menurut situs BPBD Provinsi NTB, angin puting beliung merupakan angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam dan bergerak dalam jalur lurus dengan durasi kejadian maksimum 5 menit. Angin puting beliung juga dikenal dengan istilah angin Leysus.
Angin puting beliung umumnya terjadi pada siang atau sore hari selama musim pancaroba. Fenomena penyebab angin puting beliung bisa terjadi karena curah hujan tinggi yang berlangsung dalam jangka waktu cukup lama.
2. Tornado
Menurut situs Layanan Cuaca Nasional AS (US National Weather Service), tornado merupakan kolom udara yang berputar dengan cepat dan menyentuh permukaan tanah, biasanya terkait dengan dasar badai petir. Kecepatan angin tornado bisa mencapai 300 mil per jam dan jejak kerusakan bisa meluas hingga lebih dari satu mil lebar dan 50 mil panjang.
Kebanyakan tornado hanya berlangsung di tanah kurang dari 15 menit. Tornado dianggap sebagai bencana alam paling mematikan yang bisa menyebabkan korban jiwa dan merusak lingkungan dengan cepat.
Pusaran udara ini, saat menghantam daerah yang berpenduduk, dapat menciptakan angin terkuat yang pernah tercatat di Bumi. Dampaknya bisa berupa kerusakan besar dan banyaknya korban jiwa, terutama cedera yang disebabkan oleh serpihan bangunan yang terbang dan reruntuhan.
BRIN menyebut angin puting beliung di Rancaekek merupakan tornado yang menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan dan infrastruktur di wilayah tersebut. Peristiwa ini juga mengakibatkan beberapa warga mengalami luka-luka. Meskipun durasinya relatif singkat, dampaknya cukup serius dan menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat.