Yusrizki Muliawan Divonis 2 Tahun Penjara di Kasus Korupsi BTS 4G

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Terdakwa kasus dugaan korupsi menara pemancar sinyal atau BTS 4G Kominfo Muhammad Yusrizki menghadiri sidang lanjutan kasus tersebut di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Penulis: Ira Guslina Sufa
29/2/2024, 08.05 WIB

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman pidana dua tahun penjara kepada Direktur Utama PT Basis Utama Prima, Muhammad Yusrizki Muliawan. Ia dinilai terbukti terlibat dalam dugaan korupsi pengadaan Base Transceiver Station atau disingkat BTS  4G dan infrastruktur  base pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika periode 2020-2022. 

Selain penjara, Yusrizki juga divonis untuk membayar denda Rp 250 juta. “Apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama empat bulan," kata Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, seperti dikutip Kamis (29/2). 

Yusrizki juga dijatuhi pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti sejumlah Rp 61,17 miliar. Namun, uang pengganti tersebut dikompensasi dengan uang yang telah disita dari pihak terdakwa selama proses persidangan.

"Uang pengganti tersebut dikompensasikan dengan uang yang telah disita dari terdakwa dan PT Bintang Komunikasi Utama, dengan total sejumlah Rp 61.179.000.000, untuk selanjutnya dirampas untuk negara dan diperhitungkan sebagai pembayaran uang pengganti kerugian keuangan negara tersebut," tutur hakim.

Vonis majelis hakim tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan jaksa penuntut umum. Sebelumnya, Yusrizki dituntut pidana penjara selama empat tahun dan enam bulan dan membayar denda Rp 500 juta subsider enam bulan kurungan. Selain itu ia diminta membayar uang pengganti Rp 61 miliar. 

Selain itu, majelis hakim memerintahkan penuntut umum agar membuka blokir rekening milik Yusrizki. Dalam putusan yang dibacakan hakim, Yusrizki disebut terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tipikor secara bersama-sama sebagaimana dalam dakwaan subsider penuntut umum. 

Vonis Yusrizki Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa 

Pertimbangan hakim dalam memberatkan vonis hukuman itu adalah karena perbuatan Yusrizki tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Sementara itu, hal-hal meringankan di antaranya adalah terdakwa merasa bersalah dan mengakui perbuatannya serta secara sukarela mengembalikan uang yang dikorupsi.

Hakim mengatakan pertimbangan lain yang membuat hukuman lebih ringan lantaran seluruh pekerjaan pengadaan power system dalam proyek BTS 4G telah selesai dilaksanakan oleh para subkontraktor. Proyek BTS 4G sebagian besar telah selesai dilaksanakan dan telah diresmikan oleh presiden RI pada tanggal 28 Desember 2023, serta telah memberi manfaat kepada rakyat Indonesia. 

Atas vonis tersebut, baik Yusrizki maupun penuntut umum menyatakan akan pikir-pikir terlebih dahulu mengenai pengajuan banding. Yusrizki bergabung di Basis Utama sejak 2017. Melalui perusahaan ini ia menjadi penyedia baterai dalam proyek BTS 4G di Kementerian Kominfo sejak 2021. 

Adapun Basis investment merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya mayoritas dimiliki oleh pengusaha Happy  Hapsoro yang merupakan suami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani.  Sebelumnya pada pertengahan Mei Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyerahkan hasil analisis dugaan kerugian negara dalam proyek BTS. 

Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengatakan kerugian negara yang terdapat dalam proyek BTS Kominfo mencapai Rp 8 triliun.  Ateh menyebut kerugian keuangan negara dalam perkara dugaan korupsi BTS Kominfo terbagi dalam tiga kategori.  Kebocoran terjadi pada biaya untuk penyusunan kajian pendukung, mark-up harga dan pembayaran BTS yang belum terbangun.

Temuan itu menjadi dasar bagi Kejagung menetapkan beberapa tersangka termasuk mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate. Plate telah divonis 15 tahun penjara dalam kasus ini. 

Reporter: Antara