Sederet Caleg Populer yang Gagal Lolos ke DPR dari Dapil Jakarta I

ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/tom.
Pemilu 2024
Penulis: Safrezi Fitra
14/3/2024, 14.41 WIB

Sejumlah tokoh yang mencalonkan diri menjadi anggota  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta I, diprediksi gagal mendapatkan kursi dalam Pemilu 2024. Beberapa di antara mereka adalah pendakwah Yusuf Mansur, Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Dito Ariotedjo, artis Ayu Azhari dan Gilang Dirga, hingga Buni Yani.

Deretan nama yang diprediksi tak lolos diketahui dari hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional untuk Provinsi DKI Jakarta yang digelar di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/3). Mereka kalah dalam pertarungan Pemilu 2024 karena memperoleh suara yang sedikit atau partainya tidak mendapatkan kursi DPR.

Dalam menentukan perolehan kursi partai politik di DPR hingga DPRD, digunakan metode Sainte Lague. Perhitungannya berdasarkan perolehan suara terbanyak partai politik dari hasil pembagian diurutkan sesuai dengan jumlah ketersediaan kursi di setiap dapil.

Dapil DKI Jakarta I meliputi Kota Administrasi Jakarta Timur. Berdasarkan hasil konversi suara menjadi kursi menggunakan metode Sainte Lague, hanya ada enam partai yang mendapatkan kursi DPR dari Dapil DKI Jakarta I.

Keenam partai tersebut adalah PKS (Partai Keadilan Sejahtera) memenangkan dua kursi. Sisanya PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Partai Gerindra, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), serta PAN (Partai Amanat Nasional) masing-masing mendapatkan satu kursi. Artinya, hanya akan ada enam caleg dari lima partai yang memenangkan kursi DPR. Padahal, di dapil tersebut ada 107 caleg yang diusung 18 partai politik.

Berikut daftar beberapa caleg yang gagal lolos ke DPR dari Dapil DKI Jakarta I:

1. Yusuf Mansur (Partai Perindo)

Penceramah Yusuf Mansur yang bernama asli Jam'an Nurchotib Mansur mencalonkan diri menjadi wakil rakyat melalui Partai Perindo. Namun, dia kemungkinan besar gagal lolos karena perolehan suaranya hanya 245 suara.

Selain itu, Partai Perindo juga terancam tidak mendapatkan kursi DPR, karena perolehan suaranya secara nasional masih di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary treshold 4%, yang merupakan syarat suatu partai untuk bisa mendapatkan kursi di DPR.

2. Aiman Witjaksono (Partai Perindo)

Jurnalis Aiman Witjaksono meraih 8.605 suara, perolehan suara terbanyak untuk caleg-caleg Partai Perindo di Dapil Jakarta I. Namun, dia tidak akan lolos ke DPR karena partainya terancam tidak kebagian kursi di Senayan.

3. Faldo Maldini (PSI)

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini, merupakan caleg PSI yang memperoleh suara terbanyak di Dapil Jakarta I. Mantan Ketua BEM Universitas Indonesia itu memperoleh 56.725 suara.

Namun, karena partainya diprediksi tidak mendapatkan kursi di DPR RI, Faldo pun terancam tidak akan lolos ke Senayan. Perolehan suara nasional PSI secara nasional diperkirakan masih di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary treshold 4%, yang merupakan syarat suatu partai untuk bisa mendapatkan kursi di DPR.

4. Ayu Azhari (PAN)

Artis Ayu Azhari gagal menembus Senayan karena perolehan suara yang tidak besar. Ayu hanya meraup 9.911 suara dari semua TPS di Jakarta Timur.

PAN sebenarnya mendapat satu kursi DPR dari Dapil Jakarta I. Namun, kursi itu menjadi hak milik Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio yang meraih suara terbanyak di antara caleg PAN.

5. Wanda Hamidah (Partai Golkar)

Wanda Hamidah, diprediksi juga gagal. Dia tercatat hanya memperoleh 10.839 suara di Jakarta I. Kegagalan Wanda juga disebabkan partainya yang diprediksi tidak mendapatkan kursi DPR untuk dapil ini.

Ini bakal jadi kali kedua Wanda gagal lolos ke Senayan dari dapil yang sama. Pada Pemilu 2019, Wanda sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Nasdem untuk Dapil DKI Jakarta I. Wanda sempat menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2009-2014 dari PAN.

6. Dito Ariotedjo (Partai Golkar)

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Ario Bimo Nandito Ariotedjo diprediksi gagal ke DPR. Perolehan suara Dito sebesar 55.560 suara, sebenarnya terbanyak di antara caleg Golkar lain di Dapil Jakarta I. Masalahnya, Golkar diprediksi tidak memperoleh satu kursi pun di Dapil Jakarta I.

7. Ahmad Ali (Partai NasDem)

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali juga diprediksi tidak akan lolos ke Senayan, meski perolehan suaranya cukup besar. Ahmad Ali memperoleh 56.364 suara, tetapi karena Partai NasDem tak kebagian kursi di Dapil Jakarta I, dia pun terancam gagal.

8. Harry Basuki Tjahaja Purnama (PDIP)

Adik mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini gagal ke DPR ini tercatat memperoleh 23.559 suara. Dia berada di urutan keempat dari semua caleg PDIP di Dapil Jakarta I.

Harry gagal lolos ke Senayan, karena PDIP hanya mendapatkan satu kursi dari Dapil Jakarta I. Jatah satu kursi ini didapat oleh caleg PDIP dengan perolehan suara terbanyak di dapil tersebut, yakni Putra Nababan yang meraup 105.559 suara.

9. Buni Yani (Partai Ummat)

Nama Buni Yani mulai naik saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Buni Yani adalah sosok yang mengunggah ulang potongan video pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang viral di media sosial dan dianggap menistakan agama Islam. Hal ini menimbulkan demonstrasi besar dan membuat Ahok dipidana.

Pada Pileg DPR RI 2024, Buni Yani mencalonkan diri sebagai caleg dari Partai Ummat bentukan Amien Rais. Namun, Buni hanya meraih 3.967 suara dan partainya pun gagal mendapatkan kursi DPR.

10. Gilang Dirga (PPP)

Presenter dan pelawak kondang Gilang Dirgahari mencalonkan diri sebagai anggota DPR melalui PPP. Namun, dia hanya memperoleh 4.813 suara, peringkat tiga di antara caleg PPP lain di dapil Jakarta I. Selain perolehan suara yang kecil, PPP pun tidak kebagian kursi DPR dari dapil ini.

6 Caleg DPR yang Lolos dari Dapil Jakarta I

Di luar nama-nama caleg populer yang gagal mendapatkan kursi di Senayan, ada enam caleg yang diprediksi lolos ke DPR melalui dapil DKI Jakarta I. Berikut daftar nama keenam caleg tersebut:

1. Mardani Ali Sera (PKS)

2. Anis Byarwati (PKS)

3. Putra Nababan (PDIP)

4. Habiburokhman (Partai Gerindra)

5. Eko Hendro Purnomo (PAN)

6. Hasbiallah Ilyas (PKB).