Dua tim dari Institut Teknologi Bandung memenangkan penghargaan Huawei ICT Competition Asia Pacific ke-8 tahun 2023-2024. Kemenangan itu diperoleh untuk grand prize di Network Track dan juara pertama Cloud Track.

President of Huawei Asia-Pacific, Simon Lin mengatakan lebih dari 6.400 siswa dari 14 negara dan wilayah di Asia Pasifik berpartisipasi dalam kompetisi itu. Mulai 2023 Huawei menambahkan satu kategori baru yaitu computing track. 

“Menambah kategori yang sebelumnya telah dikompetisikan yaitu network, cloud dan innovation track," kata Simon Lin dalam penghargaan yang diselenggarakan Huawei dan ASEAN Foundation di Sekretariat Nasional ASEAN di Jakarta, Kamis (18/4).

Selain itu, Huawei merancang kegiatan yang lebih interaktif untuk meningkatkan kecakapan kepemimpinan dan kesiapan kerja siswa. Ia berharap program kompetisi ini dapat membentuk dan melahirkan para pemimpin, praktisi, dan inovator masa depan. 

Huawei ICT Competition diluncurkan pada tahun 2016 dan tahun ini merupakan tahun ke-8 penyelenggaraan kompetisi ini di Asia Pasifik. Simon mengatakan Huawei berkomitmen memperluas dampak gelaran ini di sektor pendidikan. Caranya melalui rencana untuk mendirikan 500 akademi TIK yang ditargetkan untuk membina lebih dari 200.000 siswa per tahun 2025.

Selain ITB dari Indonesia, mahasiswa dari universitas dari negara Asia Tenggara lainnya juga memenangkan penghargaan pada kompetisi ini. Misalnya, Cebu Institute of Technology dari Filipina meraih Grand Prize di Innovation Track, sementara Grand Prize di Cloud Track diberikan kepada Singapore Polytechnic. Selain itu, i-Academy dari Filipina muncul sebagai juara regional untuk kategori baru yaitu Computing Track.

Selain itu, 16 tim lainnya dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Brunei, Kamboja, Laos, Vietnam, Bangladesh, Sri Lanka, Hong Kong, dan Makau juga mendapatkan penghargaan. Para juara akan mewakili wilayahnya di Global Final of the Huawei ICT Competition yang berlangsung di Shenzhen pada Mei 2024.

Wakil Tetap RI untuk ASEAN dan Ketua Dewan Pembina ASEAN Foundation, H.E. Amb. M. I. Derry Aman menyoroti peran penting keterampilan digital dalam ekonomi saat ini. Adapun direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO, Maki Katsuno-Hayashikawa mengatakan, Huawei sebagai mitra UNESCO-GSA telah memberi pelatihan daring tesertifikasi bagi para pelajar di seluruh dunia. 

Ini terlihat dari program Huawei ICT Academy dalam mencetak talenta-talenta TIK baru. Executive Director ASEAN Foundation Dr. Piti Srisangnam, juga menyoroti peran penting literasi digital.

Ia mengatakan, di ASEAN dan di seluruh Asia Pasifik, literasi dan kemahiran digital bukan hanya kian diminati. Namun juga makin memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial, dan peningkatan daya saing global.


Reporter: Lenny Septiani