Pengamat Nilai Manuver Tim AMIN Tunjukkan Narasi Perubahan Hanya Gimik

Katadata
Ketum Nasdem Surya Paloh (ketiga dari kanan) usai pertemuan Koalisi Perubahan di Jakarta, Jumat (23/2). Foto: Amelia Yesidora
Penulis: Ade Rosman
25/4/2024, 14.48 WIB

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pemilihan Presiden 2024. Sebelum dan setelah penetapan oleh KPU Prabowo beberapa kali melakukan pertemuan dengan kubu rival di Pilpres 2024 salah satunya Koalisi Perubahan.

Beberapa jam setelah rapat pleno penetapan dirinya sebagai pemenang Pilpres oleh KPU pada Rabu (24/4), Prabowo beserta sejumlah petinggi Partai Gerindra langsung menyambangi calon wakil presiden nomor urut 01 sekaligus Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di markasnya. Muhaimin beserta jajaran petinggi PKB lainnya menyambut Prabowo yang tiba sekitar pukul 14.00 WIB tersebut.

Prabowo pun sempat mengunjungi markas Partai Nasional Demokrat (NasDem) di kawasan Jakarta Pusat pada Jumat (22/3) lalu. Kamis (25/4) sore, giliran Surya Paloh yang menyambangi kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan.

Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyorot manuver yang dilakukan dua partai pengusung paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar itu. Ia menilai manuver itu menunjukkan narasi perubahan yang digaungkan selama masa kampanye merupakan gimik semata.

Ia menilai Koalisi Perubahan yang terlihat paling garang selama kampanye justru terkesan jadi koalisi terapuh dalam kalkulasi pragmatisme politik praktis. Hal itu justru tidak menunjukkan kematangan sikap politik. 

“Mendekatnya NasDem dan PKB ke Prabowo selaku pemenang Pemilu, menjadi indikator yang nyata dan begitu vulgar dari Koalisi perubahan yang terbukti sangat mudah berubah,” kata Umam dalam keterangannya, Kamis (25/4).

Menurut Umam, merujuk manuver terkini narasi kritis yang selama kampanye digaungkan Koalisi Perubahan bukan didasarkan pada hasil kajian mendalam. Narasi perubahan ia anggap hanya gimik dan komoditas politik semata untuk meraup suara masyarakat yang berseberangan dengan pemerintah.

“Narasi kritis perubahan itu begitu mudah dihapus dengan argumen rekonsiliasi dan persatuan, yang seolah dimanfaatkan untuk menutupi kompromi kepentingan pragmatis dan oportunisme dalam politik praktis,” kata Umam.

Di sisi lain, ia berpandangan Anies terkesan ditinggalkan begitu saja oleh parpol pengusung setelah mendapatkan coat-tail effects dari pencalonan dirinya di pilpres. Sikap kubu pengusung menunjukkan kapasitas Anies yang hanya dijadikan simbol.

Ia mengkritik sikap kubu pengusung terutama PKB dan NasDem yang terkesan lebih mementingkan posisi tawar partai. Bahkan, ia menyebut narasi kritis Anies telah dimanfaatkan. 

“Anies Baswedan yang menjadi simbol narasi kritis seolah ditinggalkan begitu saja oleh partai-partai yang di Pileg kemarin diuntungkan oleh narasi kritis dan mendapatkan coat-tail effects dari ketokohan Anies Baswedan,” kata Umam.

Pada pilpres 2024 Anies Baswedan diusung oleh PKB, NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera. Selama masa kampanye koalisi perubahan sering melontarkan narasi yang berlawanan dengan Prabowo - Gibran. 



Reporter: Ade Rosman