Pemerintah dan Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh pada Senin (17/6) atau berbeda dengan Arab Saudi pada Minggu (16/6). Berikut alasannya.
Pemerintah Arab Saudi menggunakan metode Rukyatul Hilal dalam menetapkan hari raya Idul Adha. Rukyatul Hilal adalah metode yang mengandalkan pemantauan hilal atau bulan sabit pertama secara visual saat matahari terbenam pada 29 bulan kamariah.
Rukyat dilakukan hanya jika telah terjadi konjungsi bulan-matahari, dan pada saat matahari terbenam, hilal berada di atas ufuk dan dalam posisi yang memungkinkan untuk terlihat.
Jika pada tanggal tersebut hilal tidak terlihat, baik karena faktor cuaca atau memang belum tampak, maka bulan kamariah digenapkan menjadi 30 hari.
Pemerintah Arab Saudi mengonfirmasi adanya penampakan bulan sabit pada Kamis (6/6), menandai dimulainya bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, mereka menetapkan Idul Adha pada Minggu (16/6) dan hari Arafat pada Sabtu (15/6).
Sementara itu, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal. Wujudul Hilal adalah metode yang menetapkan bahwa bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 bulan berjalan, saat matahari terbenam, terpenuhi tiga syarat secara kumulatif, di antaranya:
- Telah terjadi konjungsi (ijtimak)
- Konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam
- Pada saat matahari terbenam, bulan masih di atas ufuk
“Jika salah satu syarat ini tidak terpenuhi, maka umur bulan digenapkan menjadi 30 hari,” demikian dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Pada 6 Juni, yang bertepatan dengan 29 Zulqa’dah 1445 H menurut kalender Muhammadiyah, konjungsi belum terjadi ketika maghrib tiba. Konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB, sehingga syarat untuk memulai bulan baru tidak terpenuhi.
Oleh karena itu, Muhammadiyah menggenapkan bulan Zulqa’dah menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Zulhijah 1445 H ditetapkan pada Sabtu, 8 Juni, sehingga Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni.
Pemerintah juga menetapkan hari raya Idul Adha pada Senin (17/6). Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menyampaikan, berdasarkan hisab posisi hilal pada 7 Juni, wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS.
“Hilal terlihat, disepakati bahwa 1 Zulhijjah tahun 1445 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 8 Juni," kata Saiful usai memimpin Sidang Isbat Awal Zulhijah, di Jakarta, Jumat (7/6).
Keputusan itu didasarkan pada data posisi hilal di seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82' hingga 10° 41,09' dan sudut elongasinya 11° 34,83' hingga 13° 14,47’.