Gunung Semeru, Gunung Ibu, dan Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi sejak Kamis sore (4/7) hingga Jumat pagi (5/7). Gempa letusan hingga tiga kilometer.
Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Terjadi 159 kali erupsi dengan amplitudo 10-22 mm selama Kamis (4/7) pukul 00.00-24.00 WIB.
“Lama gempa 55-132 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jumat (5/7).
Menurutnya gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengalami 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 32-78 detik.
Selain itu, terekam 12 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm dan lama gempa 28-74 detik. Petugas juga mencatat, ada enam kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 16-40 mm.
Gempa getaran banjir juga terekam di Gunung Semeru dengan amplitudo 10 mm dan lama gempa 2.026 detik, karena hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, petugas melakukan evaluasi aktivitas Gunung Semeru secara bertahap. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 30 Juni, tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini.
PVMBG memberikan rekomendasi terkait Gunung Semeru sebagai berikut:
- Masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi)
- Di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak
- Warga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)
- Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Gunung Ibu Erupsi
Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara kembali erupsi dan memuntahkan abu vulkanik hingga lava pijar yang disertai suara dentuman kilat, Kamis malam (4/7).
Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan, tinggi kolom abu berwarna kelabu hingga hitam teramati lebih kurang 3.000 meter di atas puncak. Erupsi terekam oleh alat seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm.
Petugas di pos pengamatan Gunung Ibu melaporkan, ada lontaran lava pijar setinggi dua kilometer mengarah ke lereng bagian utara, barat laut dan barat dari puncak gunung api itu yang diiringi suara dentuman dan gemuruh.
Fenomena erupsi di Gunung Ibu berlangsung sejak pukul 22.15 WIT dengan durasi sementara yang terekam lebih kurang 3 menit 50 detik. Meski demikian, Gunung Ibu masih berada pada status level III atau siaga.
Badan Geologi mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan tidak beraktivitas di dalam radius empat kilometer dan perluasan sektoral berjarak lima kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya gangguan sistem pernafasan oleh abu vulkanik.
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi
PVMBG masih memberlakukan radius tiga kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur Nusa Tenggara Timur, sebagai zona tidak aman yang harus dihindari.
Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi pada Kamis, pukul 17.07 WITA dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 500 meter di atas puncak, atau 2.084 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api di Desa Pululera, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 14,8 mm dan durasi lebih kurang sembilan menit 14 detik.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
- Masyarakat atau pengunjung dan wisatawan direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius yang telah ditetapkan
- Secara sektoral, zona yang harus dihindari berada pada radius empat kilometer pada arah utara-timur laut dan lima kilometer pada sektor timur laut dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki
- Masyarakat yang terkena dampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki diharapkan selalu memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan
PVMBG akan terus menginformasikan perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki kepada pemerintah daerah sempat. Masyarakat bisa mengetahui informasi terkini lewat petugas Pos Pengamatan di Desa Pululera Wulanggitang, atau melalui media sosial @pvmbg_.
Erupsi Gunung Ruang
Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara tercatat mengalami 47 kali gempa hembusan selama 16 – 30 Juni. Terekam 14 kali gempa vulkanik dangkal, lima kali gempa vulkanik dalam, 22 kali gempa tektonik lokal, 67 kali gempa tektonik jauh, dan dua kali gempa getaran banjir.
Pengamatan visual Gunung Ruang pada periode tersebut umumnya cuaca cerah hingga hujan, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut.
Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi sekitar 50-400 meter dari puncak kawah.
"Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih pada level II (waspada).