Survei Indikator: Kaesang dan Ahmad Luthfi Bersaing di Pilkada Jateng

KATADATA/AJENG DINAR ULFIANA
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjadi pembicara dalam acara "Peluang dan Risiko Investasi Jelang Pilpres" yang digelar Katadata Insight Center (KIC) di Jakarta, Rabu (30/1).
Penulis: Ira Guslina Sufa
7/7/2024, 17.51 WIB

Survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia menunjukkan tiga kandidat menjadi calon gubernur potensial di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah. Survei dilakukan pada 10-17 Juni 2024 secara tatap muka dengan melibatkan 800 responden. 

Peneliti Utama Indikator Politik Rizka Halida mengatakan pada simulasi survei dengan menggunakan pendekatan top of mind belum ada calon yang mendapat suara di atas 10%. Suara tertinggi yang melekat dalam ingatan public adalah Ahmad Luthfi dengan 8,6% suara, diikuti Dico Ganinduto dengan 4,6% suara dan Taj Yasin Maimoen dengan 4,3%. 

Selanjutnya pada simulasi semi terbuka, Indikator menyodorkan 20 nama kepada responden. Dari pilihan responden, Kaesang Pangarep berada di urutan pertama dengan 17,7% suara diikuti Ahmad Luthfi dengan 15,6% suara.  

Selanjutnya ada Taj Yasin dengan 12,8 % suara. Nama lain mendapat suara di Bawah 7 % yaitu Bambang Wuryanto atau dikenal Bambang Pacul, Dico Ganinduto, Raffi Ahmad, dan Achmad Husein. 

Nama lain seperti Hendrar Prihadi dan Sudirman Said hanya meraih suara di Bawah 3%. Menurut Indikator, alasan memilih calon paling banyak karena belum tahu nama calon lain. 

"Kaesang Pangarep dipilih paling banyak karena alasan berasal dari keluarga tokoh politik, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi dipilih paling banyak karena dinilai tegas atau berwibawa dan Taj Yasin Maimoen dipilih paling banyak karena alasan tokoh agama," ujar Rizka dalam rilis survei, Minggu (7/7).  

Selanjutnya saat jumlah nama dalam simulasi diperkecil menjadi 10, Kaesang tetap berada di atas dengan 22,8% suara. Adapun Ahmad Luthfi yang saat ini sudah digadang akan diajukan Partai Amanat Nasional dengan 18,7%. Sebanyak 16,4% pemilih menyetakan tidak menjawab. 

Dalam simulasi 8 dan 6 nama Kaesang Kembali berada di urutan pertama. Urutan tidak berubah dibanding simulasi 20 dan 10 nama. Hanya tiga nama yaitu Kaesang, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin yang mendapat suara di atas 10%. 

Pada simulasi tiga nama Ahmad Luthfi selalu muncul sebagai pemenang tetapi tanpa memasukkan nama Kaesang. Elektabilitas Kapolda Jawa Tengah itu berada di atas 45% saat berhadapan dengan Taj Yasin, Dico Gunandito dan Bambang Wuryanto. 

Dalam simulasi berpasangan, Ahmad Luthfi dan Kaesang unggul 41,1% melawan Bambang Wuryanto - M Yusuf Chudori dengan 13,7% dan Taj Yasin - Dico Gunandito 28,8%. Dalam survei berpasangan elektabilitas Ahmad Luthfi paling tinggi saat berduet dengan Kaesang dibanding calon lain. 

Pendiri Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan keunggulan sementara Kaesang terutama karena faktor popularitas.  “Terjadi ketimpangan popularitas antara Kaesang dibanding nama-nama bakal calon yang lain," ujar Burhanuddin dalam paparan survei. 

Menurut Burhanuddin, popularitas Kaesang tak bisa dipisahkan dari figur ayahnya yang sangat popular di Jawa Tengah. Sebanyak 85% warga Jateng puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Meski demikian, menurut Burhanuddin keunggulan sementara Kaesang tidaklah aman. 

Ia menilai banyak yang menyatakan memilih Kaesang karena faktor ayahnya semata juga. Selain itu seperempat pemilih Kaesang menyatakan mendukung putra Presiden dalam survei ini karena mereka belum mengenal nama-nama bakal calon yang lain. "Jika kedikenalan antar calon gubernur seimbang maka elektabilitas Kaesang bisa saja tergerus," 

Burhanuddin mengatakan, Pilkada Provinsi Jawa Tengah sekitar 5 bulan lagi sehingga dinamika masih sangat mungkin berubah. Ia menyebut Kandidat yang berhasil menjangkau paling banyak pemilih dalam sisa waktu ke depanlah yang paling berpotensi memenangkan pilkada di Provinsi Jawa Tengah.