Majelis Ulama Indonesia (MUI) menonaktifkan dua orang anggota Komisi Fatwa MUI karena terlibat dengan Pusat Studi Warisan Ibrahim atau Rahim. Ini adalah organisasi yang diduga terafiliasi dengan Israel. Dua orang ini juga adalah pengurus di Nahdlatul Ulama atau NU.
“Sikap MUI jelas mengutuk tindakan genosida yang dilakukan Israel serta mendukung perjuangan kemerdelaan bangsa Palestina, pengurus itu jelas bertentangan dengan MUI dan konstitusi," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Ni’am Sholeh, dilansir dari laman resmi MUI, Jumat (19/7).
Ia menyebut langkah ini diambil setelah pihaknya melakukan konsolidasi internal. Mereka menemukan ada LSM yang bertujuan membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
MUI sendiri tidak gamblang menyebut nama lengkap dua orang pengurus ini. Mereka hanya menggunakan inisial MAQ dan AR. Namun dalam daftar pengurus Rahim, ada dua nama yakni Mukti Ali Qusyairi dan Asnawi Ridwan.
Mukti menjabat sebagai Presiden Direktur Rahim sekaligus Ketua LBM PWNU DKI Jakarta. Kemudian Asnawi Ridwan menjabat Manajer Penelitian Kitab Suci Rahim dan anggota NU Depok.
MUI juga sudah menelusuri dan mengonfirmasi langsung kepada kedua anggota tersebut terkait keterlibatannya. Dari penelusuran ini, terbukti bahwa anggota ini terbukti berada dalam organisasi yang terafiliasi dengan Israel. Mereka juga kedapatan berkunjung ke Kedutaan Besar Israel di Singapura tahun lalu.
“Ini cukup bagi kita untuk menonaktifkan keduanya sambil kita akan meminta penjelasan lebih lanjut. Kita sudah komunikasikan dengan keduanya," kata Ni'am.
Tidak hanya MUI, Pengurus Wilayah NU DKI Jakarta juga sudah menonaktifkan dua orang pengurus Lembaga Bahtsul Masail atau LBM NU DKI Jakarta. Nahdliyin yang diberhentikan ini adalah Zainul Maarif yang bertemu Herzog dua minggu lalu. Kemudian, tiga orang lagi yakni Mukti Ali Qusyairi, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh yang menjadi pengurus Rahim.
“Hasil rapat antara jajaran syuriyah dan Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta," kata Samsul dilansir dari laman resmi PWNU Jakarta, Jumat (19/7).
Adapun kelima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog minggu lalu antara lain:
- Sukron Makmun (Wakil Ketua PWNU Banten)
- Zainul Maarif (dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Pengurus LBM PWNU DKI Jakarta),
- Munawir Aziz (Sekum PP Pagar Nusa)
- Nurul Bahrul Ulum (Wakil Koordinator Bidang Media Informasi, Penelitian, dan Pengembangan PP Fatayat NU)
- Izza Annafisah Dania (Wakil Koordinator Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup PP Fatayat NU).