Investasi jadi Alasan Jokowi Kebut Bangun Infrastruktur Selama 10 Tahun
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan beberapa faktor yang menjadi dasar kebijakan prioritas pembangunan infrastruktur selama dua periode kepemimpinannya. Ketersediaan infrastrukur jalan tol dan pelabuhan menjadi faktor utama daya tarik investasi ke dalam negeri.
Jokowi mengatakan penyediaan akses jalan tol dan pelabuhan bisa menekan biaya logistik menjadi 14% dari sebelumnya di angka 24%. Ini berdampak pada penurunan tingkat harga komoditas industri, pangan, dan energi di daerah.
Dia mengatakan capaian penekanan harga komoditas bisa terlihat dari laju angka inflasi. Jokowi menyebut angka inflasi dapat ditekan di bawah 3% saat ini.
"Kalau infrastruktur tidak baik, siapa investor yang mau masuk ke Indonesia," kata Jokowi saat memberikan sambutan Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi dalam Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi di Auditorium Menara Bank Mega Jakarta pada Rabu (31/7).
Pembangunan infrastruktur juga memicu kenaikan peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi ke-27 pada tahun ini, dari posisi ke-34 pada tahun lalu.
Berdasarkan riset Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024, Indonesia bahkan masuk tiga besar negara di ASEAN dengan peringkat daya saing tertinggi, setelah Singapura di posisi ke-1 dan Thiland di posisi ke-25.
Di sisi lain, terjadi tren penurunan peringkat daya saing beberapa negara seperti Jepang dan Malaysia. Jepang berada di posisi 38 atau turun 3 peringkat, sedangkan Malaysia berada di posisi 34 atau turun 7 peringkat.
"Daya saing itu yang ingin kita raih dari pembangunan yang ada. Selain tentu saja, kemanfaatan dari infrastruktur untuk rakyat, karena kita memang sekarang ini berkompetisi bersaing dengan negara lain," ujar Jokowi.