IKN Akhirnya Punya Air Siap Minum, Diklaim Lebih Baik dari Air Kemasan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan Ibu Kota Nusantara atau IKN telah memiliki fasilitas air bersih siap minum. Bahkan, ia mengklaim kualitasnya lebih baik dibandingkan air minum dalam kemasan (AMDK).
"Jadi kualitas air sebagai hasil instalasi pengolahan air, sudah standar, bahkan Insya Allah lebih baik daripada air minum kemasan," ujarnya, dilansir dari Antara.
Mengutip laporan tim Antara, air bersih yang telah diolah di fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku lebih bersih jika dibandingkan dengan salah satu AMDK produksi perusahaan lokal.
Berdasarkan hasil uji kualitas air oleh Kementerian PUPR, SPAM Sepaku berhasil mengubah tingkat kekeruhan air sungai dari 27.000 lebih ke 0,208 nephelometric turbidity unit (NTU), sehingga terlihat lebih bening.
Dalam konteks kualitas air, nilai NTU yang rendah, seperti 0,208, menunjukkan bahwa air tersebut memiliki sedikit partikel tersuspensi dan aman untuk dikonsumsi atau digunakan dalam proses yang membutuhkan air bersih.
Sebagai informasi, NTU adalah satuan pengukuran untuk mengukur kekeruhan atau turbidity dalam suatu cairan. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode nefelometri, yang mengukur intensitas cahaya yang tersebar oleh partikel-partikel tersuspensi dalam sampel air.
Progres pembangunan SPAM Sepaku secara keseluruhan mencapai 90% dan mulai mengaliri air ke kawasan IKN sejak pekan lalu, setelah selesai menjalankan tes pada 20-22 Juli 2024.
SPAM Sepaku Tahap I ditargetkan melayani Istana Garuda dan Istana Negara IKN, gedung Kemensetneg, penginapan Paspampres, Kompleks Kemenko 1, 2, 3, dan 4. Lalu, amphiteather, galeri, service area, hunian ASN, dan rumah dinas menteri, serta fasilitas umum lainnya, seperti hotel, sekolah, pertokoan, dan rumah sakit.
Mekanisme Pengolahan Air Bersih IKN
Personel lapangan SPAM Sepaku, Muhammad Ardito menjelaskan, SPAM Sepaku dilengkapi instalasi lima tahap pengolahan air minum hingga sampai ke konsumen di kawasan IKN. Instalasi pengolahan air atau IPA di lokasi tersebut, berkapasitas 300 liter per detik.
Lima tahap pengolahan air dimulai dari instalasi aerasi, rumah kimia, koagulasi-flokulasi-sedimentasi, filter pasir cepat, dan desinfeksi plus clearwell. Masing-masing berada pada bangunan persegi empat pada jarak yang saling berdekatan.
"Air baku yang diolah di SPAM Sepaku bersumber dari Sungai Sepaku yang mengalir tepat di sisi SPAM. Air sungai tersebut kemudian masuk ke fasilitas aerasi untuk mengoksidasi besi (Fe) dan mangan (Mn) agar tidak terlarut serta memudahkan pengendapan," kata Ardito.
Ia menjelaskan, fasilitas pengudaraan berbentuk bangunan bundar berundak yang mirip seperti air mancur. Tahap aerasi untuk asupan oksigen air baku dilakukan dengan teknik pelontar air ke udara menggunakan pompa. Setelah proses aerasi, air dialirkan menuju rumah kimia sebagai tempat untuk melarutkan bahan kimia (koagulan) dan dosing bahan kimia yang terkandung pada air baku.
Pada tahap pengolahan lanjutan, air kemudian dialirkan menuju fasilitas koagulasi-flokulasi-sedimentasi (KFS) untuk menurunkan kadar partikel koloid pada air dengan mencampurkan reagen kimia sehingga terbentuk partikel-partikel (flok) yang secara cepat dan mudah dapat diendapkan.
Koagulasi adalah tahapan awal pemecahan molekul atas, flukolasi untuk pemecahan molekul bawah dan memisahkan flokulan. Sedimentasi merupakan tahap akhir KFS memisahkan air dengan lumpur.
Selain KFS, air juga kembali diolah menggunakan instalasi filter pasir cepat untuk memisahkan partikel halus yang masih tersisa dalam air dengan menggunakan media pasir silika dan antrasit sebagai saringan.
Setelah melalui tahap filtrasi, air dialirkan menuju instalasi ozonisasi untuk dicampur O3 yang berguna mengurai bakteri dan zat berbahaya. Ozonisasi akan mengoksidasi kontaminan organik dan anorganik yang masih tersisa dari unit pengolahan sebelumnya.
Air hasil produksi yang telah memenuhi kualitas air minum atau portable water itu kemudian didesinfeksi dengan klor yang berfungsi untuk menjaga kualitas air minum dari bahaya bakteri patogen pada instalasi clearwell.
Seluruh proses pengolahan dari mulai air baku sampai clearwell berkisar 3-4 jam, sebelum dikirim ke reservoir atau bak penampungan air. Clearwell berfungsi untuk meratakan desinfektan dalam air serta menampung air minum sebelum dialirkan ke reservoir induk.
Air yang telah diolah di clearwall, kemudian dipompa melalui jaringan pipa menuju reservoir induk yang berjarak sekitar 16 kilometer dari SPAM. Pompa tersebut diperlukan, sebab reservoir atau bak penampungan berkapasitas 2x6.000 liter kubik berada pada elevasi lahan bukit setinggi 31 meter dari lokasi SPAM di elevasi 19 meter dari permukaan laut.
Untuk sampai ke konsumen di kawasan IKN, operator SPAM mendistribusikan air via jaringan pipa, menggunakan teknik gravitasi sejauh sekitar 22 kilometer. Air yang siap diminum itu dialirkan menggunakan jaringan distribusi utama (JDU) multi-utility tunnel (MUT) dan non-MUT.