Pramono Anung membagikan cerita mengenai proses penunjukan dirinya yang mendadak sebagai Calon Gubernur Jakarta. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan keputusan menunjuk Pramono dua hari sebelum pendaftaran pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta pada Rabu (28/8).
Megawati menelepon Pramono pada Senin (26/8) pukul 13.00. Megawati meminta Pramono menemui dia ke kantor Dewan Pimpinan Pusat atau DPP pada hari yang sama.
“Begitu saya datang, mukanya sudah tegang semua. Langsung Ibu Mega menyampaikan, ‘Pram, kamu saya tugaskan untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta',” kata Pramono dalam siniar Mata Najwa, dilansir Kamis (29/8).
Mendengar permintaan itu, Pramono hendak menolaknya. "Saya langsung spontan aja, ‘Mbak main-main’."
Pernyataan Pramono ini langsung ditepis Megawati. Puteri Bung Karno itu mengatakan dirinya sebagai ketua umum partai punya mandat mencalonkan seseorang.
Pramono lantas menjawab dirinya tidak pernah mempersiapkan diri untuk posisi itu. Ketika itu sudah beredar kabar mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan santer disebut maju sebagai cagub pilihan PDIP.
Pram mengatakan selama tujuh tahun bekerja di Sekretaris Kabinet Pramono tidak muncul di publik karena ia mengerjakan dapur presiden. Ia kerap menghindari wawancara dengan media massa.
“Mengejutkan, sangat mengejutkan,” ujarnya saat ditanya perasaannya ditunjuk oleh Megawati.
Lelaki ini lantas meminta izin untuk berdiskusi dengan istri dan Presiden Joko Widodo. Istrinya, Endang Nugrahani, juga terkejut dan bertanya untuk apa ia maju. Ia memperoleh respon berbeda saat berkonsultasi dengan Presiden Jokowi.
“Saya telepon Presiden, beliau ketawa ngakak. “Hahaha. Udah, maju aja. Cocok,’ katanya. ‘Pak, Bapak jangan bercanda dong, Pak’ ‘Iya, udah maju aja’,” tutur Pramono.
Saat ditanya apakah tawa Jokowi bisa dimaknai sebagai keberhasilan skenario istana, Pramono lantas menepis hal itu. Ia memastikan dirinya murni maju karena penunjukan dari PDIP yakni Megawati Soekarnoputri.
“Sebenarnya ada hal yang belum pernah orang tahu, dulu pikiran kami, diskusi dengan Pak Presiden dan Mas Pratikno (Menteri Sekretaris Negara), tahu enggak siapa yang maju dimajukan? Pak Basuki Menteri PUPR,” kata Pramono.
Pembicaraan ini terjadi sekitar tiga hingga lima bulan lalu, namun Pramono tidak menyebut siapa partai yang mendukung Basuki. Menteri PUPR ini juga menolak saran tersebut sehingga tidak jadi maju ke Pilkada Jakarta.
Tidak hanya meminta izin lewat telepon, Pramono juga bertemu empat mata dengan Jokowi pada sore harinya. Dalam pertemuan itu Jokowi bilang amanah harus diterima.
Ia kembali bertemu presiden pagi esok harinya, Selasa (28/8). Dalam pertemuan kali ini, ia membicarakan apakah harus mundur atau tidak dari jabatannya.
Pramono menjelaskan seorang pejabat negara tidak wajib mundur dari jabatannya untuk maju di Pilgub. Keputusan mundur atau tidak bergantung pada pejabat publik tersebut.
“Kalau buat saya bagaimana, Pak? Ya, beliau memberi jawaban. Intinya, penetapan calon gubernur dan wakil gubernur ini pada 22 September ini. Sehingga saya mengatakan kepada Bang Rano, udah, kita kerja dulu lah,” kata Pramono.