Jokowi Jelaskan Ucapannya Soal Ditinggalkan Ramai-Ramai, Singgung Kebersamaan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/sgd/tom.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato terkait Laporan Kinerja Lembaga-lembaga Negara dan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
29/8/2024, 13.42 WIB

Presiden Joko Widodo menjelaskan maksud pernyataannya soal 'ditinggal' saat menghadiri Kongres Partai Nasdem akhir pekan lalu. Jokowi mengatakan makna pernyataan tersebut soal gotong royong yang diperlukan.

Gotong royong yang dimaksudkan Jokowi adalah saat menyelesaikan masalah. Meski demikian, Presiden tak menjelaskan secara spesifik permasalahan yang dihadapi.

"Jangan kalau pas ada senang ramai-ramai, tetapi begitu ada banyak masalah tidak ramai-ramai lagi," kata Jokowi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (28/8) dikutip dari Antara.

Jokowi mengatakan semangat gotong royong saat ini diperlukan. Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat mampu bergotong royong menyelesaikan permasalahan.

"Diselesaikan bersama-sama, dicarikan solusinya bersama-sama," kata Jokowi.

Saat berpidato di Kongres Partai Nasdem, Jokowi mengatakan beberapa pihak mulai menjauh menjelang akhir masa jabatannya. Namun, ia tidak menyebutkan siapa pihak-pihak tersebut.

"Biasanya datang ramai-ramai, begitu mau pergi ditinggal ramai-ramai. Saya yakin itu tidak (terjadi) dengan Bapak Surya Paloh," kata Jokowi.

Jokowi menceritakan pernah berada pada situasi di mana kesepakatan yang pernah dibuat bisa berubah hanya dalam waktu sepekan. Dia menganggap peristiwa semacam itu merupakan hal biasa dalam politik, di mana perbedaan adalah sesuatu yang tak terhindarkan.

"Saya pernah salaman hari ini salaman, sepakat, lalu seminggu kemudian beda. Enggak apa-apa, saya kira sangat bagus," ujar Jokowi.

Sedangkan Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi mengatakan ada indikasi dari pihak-pihak yang mulai meninggalkan Jokowi di akhir masa jabatannya. Meskipun ada kemungkinan tersebut, Budi Arie meyakini bahwa situasi politik domestik saat ini tetap memegang prinsip kebersamaan.

“Ya ada kecenderungannya begitu. Tapi kan kita yakin bahwa di Indonesia ini keguyuban, persaudaraan, gotong royong kan jalan,” kata Budi Arie di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (27/8).

Pernyataan Jokowi disampaikan di tengah munculnya isu keretakan hubungan dengan presiden terpilih Prabowo Subianto. Meski demikian Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro mengatakan isu ini upaya adu domba untuk mengganggu keberlanjutan pemerintahan.

"Politik adu domba itu usang, sangat tidak disukai masyarakat kita." kata Juri dalam keterangan tertulis, Senin (26/8).

Sedangkan Prabowo telah menepis kabar keretakan hubungannya dengan Jokowi. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan isu tersebut adalah upaya adu domba. Ia meminta tak ada lagi adu domba dalam perpolitikan Indonesia. 

"Jangan pakai alat-alat yang dulu, cara-cara dulu, menginteli orang," kata Prabowo dalam Kongres ke-6 Partai Amanat Nasional di Jakarta, Sabtu (24/8).

Reporter: Antara