Duta Besar Indonesia untuk Cina dan Mongolia Djauhari Oratmangun menegaskan bahwa media Indonesia dan Cina memiliki peranan penting dalam memperkuat hubungan antara kedua negara melalui pendekatan antara masyarakat.
Usai menghadiri pembukaan Forum Media Cina-Indonesia ke-2 di Beijing, Cina, Senin (2/9), Djauhari mengatakan bahwa kehadiran media Indonesia-Cina dapat meningkatkan pemahaman terhadap budaya antarnegara.
“Kesepahaman terhadap budaya, kultur maupun cara berpikir dari kedua belah pihak, akan berkontribusi dalam penguatan pilar ketiga dari kerja sama antara dua negara, yaitu pilar sosial budaya dan hubungan antara masyarakat,” kata Djauhari.
Ia mengatakan, kerja sama tersebut akan berkontribusi pada proses pengambilan keputusan seperti kebijakan bilateral Indonesia-Cina bagi pemangku kepentingan di bidang politik, keamanan, pembangunan dan ekonomi.
Untuk itu, dia mendorong media antara kedua negara untuk memperkuat kolaborasi dalam produksi berita dan konten jurnalistik, termasuk dengan saling mengundang jurnalis untuk meliput aspek positif kedua negara.
"Melalui pemberitaan yang positif, media dapat membantu meningkatkan citra negara di mata dunia. Kami juga mengharapkan media sebagai fasilitator untuk menyampaikan liputan positif dan akurat ke masyarakat Indonesia maupun luar negeri," ujarnya.
Dia pun berniat memboyong media-media Cina ke Indonesia untuk lebih memahami dan mengenal Indonesia, sehingga mereka bisa membuat karya tulis yang menarik mengenai Indonesia. Hal ini juga dinilai penting karena Indonesia akan memiliki pemerintahan baru pada Oktober mendatang.
Meski media Indonesia dan Cina memiliki ekosistem yang sangat berbeda, forum media antara kedua negara masih merupakan momentum untuk belajar dan berdiskusi antara satu sama lain untuk mencari solusi atas masalah yang sama-sama dihadapi.
Pasalnya, di tengah perkembangan sektor digital yang menjadi salah satu tantangan utama industri media saat ini, media Cina justru telah membuktikan ketahanannya dalam menghadapi gempuran di tengah disrupsi digital.
Dia menyebut dialog dan kerja sama antara insan media kedua negara membuat informasi-informasi terkait Indonesia maupun Cina yang disiarkan di negara masing-masing tidak bias dan bisa diverifikasi.
Teknologi untuk Mendukung Kerja Jurnalisme
Forum ini terdiri atas dua sesi tema, yaitu terkait pentingnya kerja sama media antara Cina dengan Indonesia dan kedua terkait tantangan dan peluang media di tengah perkembangan teknologi.
Pemred Katadata Yura Syahrul menjadi salah satu pembicara dalam sesi ini. Dia menyatakan bahwa prinsip dan standar jurnalisme tidak pernah berubah dan harus menjadi pegangan meski teknologi terus berubah dan berkembang.
"Teknologi harus dimanfaatkan sebagai alat untuk mendukung kerja jurnalisme agar lebih efektif dan efisien demi keberlanjutan bisnis media," kata Yura.
Oleh karena itu, Yura berharap perusahaan-perusahaan teknologi Cina juga dapat menopang hidup dan keberlanjutan media, bukan justru mendisrupsinya.
Forum Media Cina-Indonesia pada tahun ini merupakan kali kedua dilaksanakannya usai diselenggarakan untuk pertama kalinya di Jakarta pada November 2023.
Forum tersebut dihadiri sembilan pemimpin redaksi media Tanah Air yaitu LKBN Antara, Kompas, Kumparan, Republika, RCTI, Net TV, Merdeka.com, Katadata, dan The Jakarta Post.