Blibli masuk menjadi 100 perusahaan terbesar di Indonesia versi majalah Fortune Indonesia 2024. Pencapaian ini berdasar jumlah pendapatan yang dibukukan pada 2023.
“Secara kolektif keseluruhan pendapatan perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar bergengsi ini berkontribusi sebesar 26,83% terhadap perekonomian nasional sepanjang 2023,” kata Blibli dalam siaran persnya, Senin (9/9).
Chief Corporate Secretary & Investor Relations Blibli, Eric Winarta, berterima kasih atas penghargaan ini. Menurutnya, ini menjadi batu loncatan penting, memotivasi Blibli tumbuh makin kuat. Salah satunya adalah dengan menjalankan strategi omnichannel.
“Mencakup perluasan titik kontak konsumen melalui kemitraan dengan pemegang merek global terkemuka untuk menawarkan pengalaman dan perjalanan pelanggan tanpa hambatan, apa pun platform yang mereka akses dalam ekosistem,” kata Eric dalam siaran pers.
Jaringan ritel Blibli sendiri makin luas dengan bertambahnya 13 toko elektronik konsumen baru pada semester pertama 2024. Perusahaan berkode saham BELI ini mengoperasikan 185 toko, terdiri dari merek tunggal seperti Samsung dan Hello yakni penjual resmi Apple. Selain itu, ada juga toko multimerek seperti Blibli Store dan Tukar Tambah.
Blibli juga mengelola 62 gerai supermarket premium yakni Ranch Market dan 30 gerai home and living experience centers Dekoruma di seluruh Indonesia.
Blibli berada di posisi 75 dari total 100 perusahaan terbesar 2023 versi Fortune Indonesia, turun dari posisi 69 pada 2022 lalu. Pendapatan bersih Blibli sepanjang 2023 berkurang 3,61% secara tahunan menjadi Rp 14,71 triliun. Padahal BELI mampu mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 15,26 triliun di 2022.
Selain Blibli, perusahaan lain yang masuk daftar ini yakni Goto Gojek Tokopedia yang berada di posisi 74, naik dari posisi 91 pada 2022. Kemudian, Erajaya Swasembada di posisi 19, naik dari posisi 23 pada 2023 lalu.
Perusahaan terbesar versi Fortune pada 2023 adalah Pertamina dengan pendapatan total Rp 1,16 kuadriliun. Kemudian, Perusahaan Listrik Negara alias PLN dengan pendapatan Rp 487,3 triliun.