Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah menyiapkan nama-nama calon anggota kabinetnya. Salah satu yang masuk kabinet adalah akademisi Prof. Stella Christie.
Guru Besar Universitas Tsinghua, Cina itu dipanggil Prabowo ke kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Senin (15/10). Usai pemanggilan, Christie sempat memperkenalkan diri kepada awak media.
"Saya ilmuwan cognitive science, mempelajari otak, cara berpikir manusia, hewan, dan kecerdasan buatan (AI), jadi interdisipliner," katanya.
Dari laman Universitas Tsinghua, Christie tercatat sebagai Profesor pada Departemen Psikologi. Ia juga merupakan Ketua Penelitian pada Laboratorium Otak dan Kecerdasan Tsinghua.
Christie merupakan sarjana psikologi jebolan Universitas Harvard di Amerika Serikat. Ia lahir di Medan, Sumatra Utara pada 11 Januari 1979 di menempuh pendikan dasar hingga menengah di SMA Santa Ursula.
Dia lalu melanjutkan pendidikan di Harvard dengan beasiswa penuh pada 1999. Setelah itu, ia melanjutkan studi lanjutan di Northwestern University, Amerika Serikat hingga mendapatkan gelar Ph.D. bidang psikologi kognitif pada 2010.
Prof. Stella Christie juga kerap menjadi pembicara dalam forum internasional di berbagai kampus. Satu di antaranya seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 8 Oktober 2023.
Kegiatan itu merupakan bagian dari forum Internasional Conference on Education (Icedu) yang diadakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Fakultas Agama Islam UMM.
Dari laman UMM, Christie mengatakan AI tidak lebih pintar dari bayi dan tidak akan bisa menggantikan manusia. Ia juga meminta publik tak perlu takut soal perkembangan AI.
Dia mengatakann manusia tidak akan digantikan oleh kecerdasan buatan di bidang pendidikan, pekerjaan, maupun bidang lain. Ini karena kecerdasan buatan pasti memerlukan manusia untuk membantunya terus berkembang.
Meski begitu, dia mengatakan tidak dapat dipungkiri AI juga harus diimplementasikan di dunia pendidikan. Utamanya dalam upaya membantu siswa untuk berkembang mengikuti zaman.