Polisi Akui Tak Terjadi Tawuran saat Penembakan Siswa di Semarang

Antara
Rapat DPR bersama jajaran Polrestabes Semarang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senayan, Selasa (3/12). Foto: Antara
3/12/2024, 12.18 WIB

Polisi masih mengusut kematian siswa SMK, Gamma Rizkynanta Oktafandy (17) yang diduga ditembak oleh Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin. Kepolisian mengakui tak terjadi tawuran di tempat kejadian perkara (TKP) lokasi penembakan terhadap Gamma. 

Kasubdit 3 Jatanras Polda Jawa Tengah, AKBP Helmy Tamaela mengungkapkan berdasarkan hasil penelusuran, semula terdapat laporan polisi (LP) dari Direktorat Kriminal Umum soal sekelompok pelajar yang berencana tawuran pada Minggu 24 November 2024. Ia menyebut, ajakan tawuran itu melalui melalui media sosial dan alat komunikasi.

"Ajakan tawuran itu ada, menuju tempat TKP tawuran itu ada, tetapi proses untuk terjadinya tawuran tidak terjadi," kata Helmy saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12).

Helmy mengatakan tawuran tak terjadi lantaran salah satu lawan membawa senjata tajam, sehingga kubu lainnya memilih untuk kabur. Ia mengatakan, hal itu jadi pemicu adanya kejar-mengejar antar-kelompok.

"Karena salah satu lawan itu membawa senjata tajam, sehingga lawan satunya mundur dan terjadi proses kejar mengejar sampai dengan TKP Alfamart," kata dia.

Helmy menggambarkan, posisi Robig saat itu berada di arah berlawanan dengan Alfamart, yakni dari daerah Gunung Pati. Ia menyebut, saat itu Robig sempat dipepet oleh orang yang tengah dikejar oleh tiga kendaraan sepeda motor.

"Kemudian anggota ini (Robig) minggir ke arah badan jalan, karena yang dikejar pertama tadi sudah masuk ke dalam gang, kemudian 3 orang sepeda motor ini berbalik lagi menuju ke TKP semula," kata Helmy.

Ketiga orang ini lalu berhadapan dengan Robig, di arah tengah jalan. Kemudian, Robig dari arah 10 meter menembak sekali ke arah jam 11, sembari mengatakan 'polisi'. Gamma yang berada di posisi tengah kendaraan pertama, terkena tembakan kedua. Sedangkan tembakan terakhir mengenai kendaraan. 

Hasil ekshumasi yang dilakukan terhadap jenazah Gamma ditemukan proyektil yang bersarang di bawah usus.  AKBP Helmy Tamaela mengatakan, proses ekshumasi telah dilakukan pada Jumat (29/11) lalu.

"Kemudian proyektil kita kirim ke labfor beserta barang bukti senjata api yang sudah diamankan Bidpropam Polda Jateng," kata Helmy dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemem, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12).

Helmy mengatakan, hari ini, penyidik akam menerima keterangan dokter forensik dari labfor mengenai senjata dan proyektil yang sudah dikirim.

Sedangkan Kapolres Semarang, Kombes Irwan Anwar mengakui anak buahnya, Satresnarkoba Polrestabes Semarang, Aipda Robig Zaenudin menyalahgunakan senjata api. 

Irwan mengakui Robig tidak profesional dalam penggunaan senjata api sehingga mengakibatkan tewasnya Gamma. "Kami sebagai atasan brigadir R, dalam kesempatan ini memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, khususnya warga Semarang, terlebih keluarga besar almarhum ananda Gamma," kata Irwan dalam rapat.

Reporter: Ade Rosman