Jelang Libur Nataru, Prabowo Instruksikan Perkuat Mitigasi Bencana

Istimewa
Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas persiapan natal dan tahun baru di ruang tunggu Bandara Halim Perdana Kusuma, Senin (23/12).
23/12/2024, 18.09 WIB

Presiden Prabowo Subianto mendorong pentingnya mitigasi dan antisipasi bencana menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Instruksi tersebut merupakan salah satu petunjuk saat memberikan pengarahan dalam rapat terbatas di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (23/12).

Merujuk rilis resmi yang dikeluarkan istana, sejumlah menteri yang hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Muhammad Herindra. Selain itu, turut serta dalam rapat tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. 

Dalam pertemuan tersebut, presiden menekankan pentingnya mitigasi antisipasi bencana. Prabowo juga menyoroti urgensi koordinasi dari berbagai pihak sekaligus penyebaran informasi kepada masyarakat terkait perkembangan cuaca terkini. 

Lebih lanjut, Prabowo meminta para peserta rapat untuk menaruh perhatian lebih saat waktu puncak pergerakan massa dan aktivitas masyarakat. Menurut Prabowo, hal ini memerlukan langkah-langkah keamanan untuk memastikan ketertiban dan keamanan publik.

Melansir catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 148 bencana yang terjadi dalam periode 1-22 Desember 2024. Beragam bencana dalam satu bulan terakhir adalah 95 banjir, 33 cuaca ekstrem, 16 tanah longsor, 2 gempa bumi serta 2 gelombang panas dan abrasi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan  19% wilayah Indonesia berada pada puncak musim hujan pada Bulan Desember 2024.

BMKG menyampaikan fenomena cuaca Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer yang masih cukup signifikan berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem yang berdampak pada potensi bencana hidrometeorologi. Antara lain seperti banjir, genangan air, atau tanah longsor.

BMKG juga menyebut situasi ini menjadi ancaman bagi sebagian besar penduduk Indonesia, khususnya yang berada di daerah rawan. Risiko banjir lahar juga masih ada akibat hujan sangat lebat di sekitar aliran sungai wilayah gunung berapi aktif.

Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menginformasikan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan akan berlanjut hingga 9 Januari 2025, dengan peningkatan eskalasi cuaca, terutama di wilayah-wilayah yang dilalui jalur mudik.

“Saya mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau perkembangan informasi cuaca melalui aplikasi Info BMKG. Aplikasi ini terintegrasi dengan aplikasi jalur mudik, sehingga masyarakat bisa merencanakan perjalanan dengan lebih aman dan nyaman,” kata Dwikorita dalam siaran pers, Senin (16/12). 

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu