Trump di Sidang Umum PBB: Iran Tidak Boleh Miliki Fasilitas Senjata Nuklir
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Iran tidak boleh mengembangkan atau memiliki senjata nuklir. Ia menilai kepemilikan senjata nuklir oleh Iran akan menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas kawasan Timur Tengah hingga mengganggu keamanan dunia internasional.
Trump menjelaskan dirinya telah memberikan instruksi kepada militer AS untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran melalui penyerbuan militer yang disebut 'Operation Midnight Hammer'.
“Fasilitas itu kini sudah tidak ada. Dunia jauh lebih aman. Tanpa Amerika, Iran akan punya bom nuklir hari ini. Tapi dengan Amerika, dunia lebih aman,” kata Trump saat menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Selasa (23/9) waktu setempat.
Trump menilai komunitas internasional cenderung bersikap terlalu lunak terhadap Iran. Ia berpendapat bahwa upaya kompromi justru hanya memberi Iran lebih banyak waktu untuk mempercepat pengembangan teknologi nuklirnya. “Jika Anda biarkan mereka, mereka akan punya nuklir. Dan saat itu terjadi, dunia akan masuk ke era kegelapan,” ujarnya.
Pada forum tersebut, Trump memberi peringatan keras agar negara-negara menghentikan kerja sama ekonomi dengan Iran. Menurutnya, menjalin hubungan dagang dengan Teheran berarti ikut memperkuat rezim Iran yang ia nilai berbahaya dan mengancam stabilitas kawasan saat ini.
Pasukan militer AS pada akhir Juni lalu menyerang tiga situs nuklir utama Iran, yakni Natanz, Esfahan, dan Fordow. Trump mengatakan kepada Fox News bahwa ada enam bom penghancur bunker dijatuhkan di Fordow, sementara 30 rudal Tomahawk ditembakkan ke situs nuklir lainnya.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat pengebom B-2 AS terlibat dalam serangan tersebut. “Muatan penuh bom dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Fordow telah lenyap,” tulis Trump, seperti dikutip Reuters pada Minggu (22/6).
Di sisi lain, Pemerintah Iran sudah memprediksi serangan AS terhadap fasilitas nuklir di negaranya, terutama Fordow yang terbesar.
Ketua Parlemen Iran, Mehdi Mohammad, mengatakan fasilitas itu telah dievakuasi sehingga tidak ada kerusakan di fasilitas nuklir Fordow yang tidak dapat dipulihkan.
"Dari sudut pandang Iran, tidak ada kejadian yang mengejutkan. Iran telah memperkirakan serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow dalam beberapa hari. Fasilitas nuklir ini sudah dievakuasi sehingga tidak ada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki selama serangan hari ini," kata Mohammadi di platform X, Minggu (22/6).