PT Astra International Tbk menyatakan tidak menargetkan pertumbuhan pangsa pasar (market share) otomotif tahun ini. Bahkan, target market share raja otomotif ini pada 2018, lebih rendah dari tahun lalu.
Head of Investor Relations Astra Tira Ardianti mengatakan tahun ini perseroan akan menjaga pasarnya di kisaran 50 persen. "Kami tidak muluk-muluk harus 55 persen, karena kami menyadari kompetisi makin ketat," ujarnya saat worshop wartawan pasar modal Astra di Jakarta, Rabu (18/4).
(Baca: Tertekan Persaingan, Laba Bersih Divisi Otomotif Astra Turun 3%)
Dalam beberapa tahun terakhir, pangsa pasar otomotif Astra mengalami penurunan dari 55 persen pada 2016 menjadi 54 persen pada tahun lalu. Penurunan ini disebabkan karena kompetisi yang makin ketat dengan kompetitor penjual mobil lainnya.
Kenaikan harga komoditas membuat harga produk kendaraan komersial naik. Sayangnya pangsa pasar Astra untuk kendaraan komersial tidak besar, sehingga ini membuat pangsa pasar otomotif Astra turun.
(Baca: Ekonomi Tumbuh Positif, Penjualan Mobil Ditargetkan 1,1 Juta di 2018)
Tira menjelaskan perseroan telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga pangsa pasar otomotifnya tidak turun terlalu besar. Salah satunya dengan mengembangkan dan meremejakan desain dari produk-produk mobil yang sudah ada dan tetap mengeluarkan produk baru. Pengembangan mobil yang sudah ada ini tetap mempertimbangkan fungsi dan keinginan masyarakat Indonesia.
Astra juga akan meningkatkan layanan yang menunjang penjualan mobil, seperti after selling service. Mereka juga akan menawarkan paket-paket yang menarik dengan harga yang dapat bersaing dengan produk mobil lainnya.
(Baca: Astra Umumkan Investasi US$ 150 Juta untuk Go-Jek)
Menurutnya, persaingan market share juga dinilainya masih ketat. Hal ini karena model-model baru mobil pesaing yang diperkenalkan tahun lalu, sudah mulai disalurkan tahun ini. "Sehingga supply kompetitor naik di 2018 karena mereka mulai deliver ke customer," katanya.