Penjualan mobil dan motor dari pabrikan ke distributor pada periode Juni-Juli tahun ini berturut-turut turun 1,4% dan naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil di pasar domestik pada bulan Juni-Juli sebesar 151.275 unit, lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 153.379 unit. Sebaliknya, penjualan motor periode Juni-Juli 2017 naik menjadi 917.643 unit dari tahun sebelumnya 824.031unit.
Penggunaan data penjualan mobil dan motor periode dua bulanan, yaitu Juni-Juli dilakukan untuk menghindari dampak musiman (seasonality) Hari Raya Idul Fitri karena memiliki beberapa hari libur. Dengan begitu, data-data tersebut dapat mengukur tren permintaan atau penjualan kendaraan bermotor.
(Baca: Pacu Investasi Otomotif di Indonesia, Jepang Buka Kantor Perwakilan)
"Penjualan Juni-Juli akan lebih baik merepresentasikan nationwide demand trend, memperhitungkan adanya Lebaran yang tahun lalu jatuh pada bulan Juli, sementara tahun ini pada bulan Juni," Tira Ardianti, Head of Investor Relations PT Astra International Tbk kepada Katadata, Selasa (22/8).
Tahun lalu bulan Juni memiliki hari kerja berjumlah 22 hari, sementara tahun ini lebih sedikit yaitu 15 hari karena ada cuti bersama hari raya.
Sedangkan angka penjualan kendaraan dari pabrikan ke distributor atau dikenal sebagai wholesale volume, tidak mencerminkan penjualan kepada konsumen, dan mengandung faktor inventori.
Angka wholesale volume bisa naik dan turun tergantung keadaan pasar. Kalau terjadi kelebihan inventori di tingkat dealer kendaraan biasanya pabrikan akan menyesuaikan produksinya.
Sebaliknya, jika permintaan di sisi retail kuat dan inventori menipis, angka wholesale bisa saja terlihat naik tinggi karena ada faktor kebutuhan pengisian stock inventory.
Menurut Tira, selama enam bulan pertama tahun ini pasar mobil hanya naik sedikit. “Penjualan Astra naik 9%,” katanya. (Baca: Mulai Terpukul Lemahnya Daya Beli, Penjualan Mobil Anjlok 29%)
Sedangkan pasar kendaraan roda empat tahun ini diperkirakan akan berkisar 1,05 juta hingga 1,10 juta unit. Ia menilai, kondisi ini boleh disebut mengalami stagnasi, karena sudah tiga tahun terakhir selalu di kisaran 1,1juta unit.
Meski begitu, Tira menilai kondisi tersebut masih tergolong baik. "Tidak terlalu buruklah, potensi otomotif indonesia masih sangat besar. Ke depannya semoga lebih baik.”